• Follow Us On : 
Bahas Properti, Memang Menarik Daripada yang Lain? Foto:kompas.com

Bahas Properti, Memang Menarik Daripada yang Lain?

Sabtu, 02 September 2017 - 00:46:41 WIB
Dibaca: 2474 kali 
Loading...

Jakarta - Properti adalah satu-satunya instrumen investasi yang paling menarik dibandingkan lainnya. Alasan pertama, harganya selalu naik. Kedua, produk investasinya nyata, atau bisa dilihat dan disentuh. Ketiga, lebih aman karena pemilik bisa mengendalikan sendiri investasinya.

 Demikian dipaparkan Andy K Natanael, founder Proviz, perusahaan konsultan pemasaran properti di Jakarta, Kamis (31/8/2017) yang dilangsir melalui Kompas.com

Sayangnya, menurut Andy, banyak investor di Indonesia masih menggunakan short term period dalam mengembangkan investasinya.

Mereka akan segera menjual properti nya saat (properti tersebut) sudah jadi dan (sudah) serah terima. Itu mereka lakukan kurang lebih 2-3 tahun sejak berinvestasi. Bahkan, ada yang baru membayar booking fee langsung menjual lagi lantaran properti itu banyak diminati orang,” ujar Andy.

 Menurut Andy, tipe yang seperti itu tidak cocok disebut sebagai investor, cocoknya disebut sebagai spekulator. Orang tersebut hanya bermodalkan booking fee, atau setidaknya hanya sampai down payment saja.

 “Investasi properti itu butuh waktu setidaknya minimal 5 sampai 10 tahun. Kenapa, karena kita harus mengetahui ciri -ciri properti itu bisa naik atau tidak, bisa mendapatkan gain atau yield atau tidak,” kata Andy.

 Konsultan pemasaran properti Ratdi Gunawan sepakat dengan Andy, bahwa keuntungan utama berinvestasi di sektor properti adalah nilai sewa dan capital gain yang terjadi akibat progres penjualan maupun pembangunan.

 "Nilai sewa apartemen tiga kali lipat dari nilai sewa rumah dan ruko yang hanya tiga sampai empat persen per tahun," ujar Ratdi.

 Ratdi mengambil contoh, cara meraih keuntungan berinvestasi dari nilai sewa unit apartemen. Hal ini tak jauh berbeda dengan berbisnis sewa indekos.

 "Kalau tiga sapai lima tahun ke depan apartemen ekslusif yang Anda beli ini bisa disewakan Rp 5 juta sampai Rp 6 jutaan per bulan, berarti nilai sewa setahunnya itu Rp 60 jutaan," tutur Ratdi.

 Lokasi

 Pertanyaannya, apa yang kira-kira bisa menyebabkan harga properti itu bisa naik? Andy K Natanael menjelaskan ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga properti.

 Faktor pertama adalah lokasi. Bicara lokasi, menurut dia, bukan hanya properti di tengah kota yang bagus lokasinya. 

 Namun, faktor ini juga ada kaitannya dengan akses dan sarana transportasi umum yang melintasinya.

Kedua, banyak yang berminat membeli tetapi bukan sebagai investor semua. Andy bilang, faktor kedua ini adalah hal yang menjadi daya tarik.

 “Bayangkan kalau satu developer yang menjual ribuan bahkan puluhan ribu unit dalam satu periode dan pembelinya sebagian besar merupakan investor. Pada  saat bersamaan, yaitu sejak serah terima unit semua investornya ingin menjual, maka akan terjadi over supply dan tentu harga bukannya naik, malah turun. Harga sewa akan terjun bebas,” ujar Andy.

 Adapun faktor ketiga kenaikan adalah banyaknya pembeli unit yang menghuni proyek properti itu. Dengan banyaknya penghuni, otomatis kehidupan kawasan properti itu akan tercipta dan dengan sendirinya harga melambung.

 
“Jadi, developer memang pada dasarnya mengembangkan kawasan, bukan memperdagangkan (kawasan) sehingga harus mempunyai strategi dalam membuat para pembeli segera menghuni atau memanfaatkan properti yang dibelinya, baik sebagai hunian maupun sebagai tempat usaha,” ujar Andy, yang juga founder Projek, yakni aplikasi properti di IOS dan Android. (Kompas.com)




Loading...

Akses petunjuk7.com Via Mobile m.petunjuk7.com
TULIS KOMENTAR
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Loading...
KABAR POPULER