Petunjuk7.com - "Lanai lit si malem -malemna (tidak ada lagi rasa kedamain)," ucapan itu yang terlontar dari Sehate Br Ginting (46) dengan logat bahasa Karo yang bermukim di Desa Naman Teran, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara saat ditemui wartawan, Senin (10/8/2020) siang di areal ladangnya di Desa Naman Teran.
Perempuan ini salah satu petani yang bercocok tanam di bawah kaki Gunung Sinabung mengungkap isi hatinya tentang roda kehidupannya.
Yang mana, sebutnya, disaat pandemi Covid-19 masih mengancam, dan melumpuhkan sendi - sendi perekonomian, disaat itu pula Gunung Sinabung kembali erupsi setelah setahun lebih 'tertidur'.
"Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitulah kira-kira nasib kami para petani yang tinggal di sekitar kaki Gunung Sinabung saat ini," ungkap Sehate melepas keluhan.
Sehate membeberkan, nampir 80 persen tanaman kentang miliknya hancur diterjang abu vulkanik Sinabung.
Padahal katanya, tinggal satu setengah bulan lagi tanaman kentangnya dipanen.
Tak tanggung - tanggung sambungnnya, modal sudah ia ikeluarkan untuk tanaman kentang miliknya lumayan cukup besar.
"Namun dalam sekejab, semua hancur," sebut Sehate sontak meneteskan air mata.
Tampak, Sehate bersama beberapa warga lainnya membersihkan abu vulkanik Gunung Sinabung yang ada di daun dan batang kentang miliknya.
Kerusakan Lahan Pertanian
Pantauan wartawan bahwa semburan abu vulkanik dari Gunung Sinabung sudah meluluh-lantahkan hampir seluruh lahan pertanian warga terutama yang berada di Kecamatan Naman Teran, Merdeka, Dolatrayat, dan Kecamatan Berastagi.
Sesuai data dihimpun dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo terkait laporan kerusakan pertanaman terdampak erupsi Gunung Sinabung tercatat kerusakan tanaman warga di Kecamatan Namanteran sekitar 907 hektar, Kecamatan Merdeka sekitar 291 hektar, Kecamatan Dolat Rakyat 74 hektar, dan di Kecamatan Berastagi 211 hektar.
Sehingga total kerusakan pertanaman terdampak erupsi Gunung Sinabung tertanggal 8 Agustus tahun 2020 untuk Kecamatan Namanteran, Merdeka, Dolatrayat, dan Kecamatan Berastagi sebanyak 1.483 hektar.
Pasca terjadinya erupsi Sinabung pada Sabtu (8/8/2020) dini hari, kemudian disusul dengan letusan yang lebih besar pada Senin (10/8/2020), dapat dipastikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. akan kembali terancam gagal panen dan merugi.
Laporan: KS