Petunjuk7.com [ Sudah setahun harga pupuk dan obat-obatan pertanian meroket tajam, bahkan diantaranya mengalami kenaikan hingga 200 persen. Demikian pengakuan Adi , salah satu pengusaha pupuk di Kota Berastagi Kabupaten Karo Rabu (20/7).
Dia menjelaskan naiknya harga pupuk juga mempengaruhi penjualan di tokonya. Ia mengaku semenjak pupuk dan obat-obatan pertanian mengalami kenaikan harga, pembeli semakin sepi. "Jangankan mau untung banyak, bisa bertahan di usaha ini saja sudah bersyukur," Katanya.
Ia pun mengatakan tidak bisa berbuat banyak dan hanya pasrah dengan keadaan saat ini. Ketika ditanyai penyebab naiknya pupuk, Adi mengaku tidak mengetahuinya lebih rinci, hanya saja ia menambahkan bahwa belakangan ini beredar kabar, naiknya pupuk dan obat-obatan pertanian lainnya diakibatkan perang antara Rusia dan Ukraina.
"Ngeri naiknya, dulu harga pupuk KCL itu harganya 280 Ribu Rupiah per sak setahun yang lewat, sekarang sudah naik jadi 900 Ribu Rupiah per sak," Tambah Adi.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa saat ini stok dan ketersediaan pupuk masih cukup aman, bahkan beberapa jenis pupuk seperti kompos, organik, dan subsidi masih menumpuk di gudangnya karena minim pembeli. Ia menduga, hal itu terjadi karena turunnya harga komoditas sayur mayur di Kabupaten Karo.
"Bagaimana petani bisa membeli pupuk, sementara harga brokoli 500 Rupiah, harga bibitnya aja sudah 300 Rupiah per batang," katanya.
Surbakti berharap agar pemerintah khususnya Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Karo, segera turun ke lapangan melihat kondisi yang saat ini dialami oleh petani dan pengusaha pupuk.
"Maunya Petugas Penyuluh Lapangan Dinas Pertanian Karo turun ke lapangan melakukan penyuluhan, bukan hanya di kantor dan membuat laporan 'Asal Bapak Senang'," Katanya.
Sementara itu di lain tempat, Suriati br. Butarbutar salah seorang petani brokoli mengeluh akan kondisi saat ini. Ia mengatakan saat ini keadaan semakin mencekik petani sayur mayur, hal itu dikarenakan naiknya harga pupuk dan turunnya harga komoditas sayur di Kabupaten Karo.
Belum lagi cuaca ekstrem dan hama yang semakin merajalela apabila tidak segera diatasi menggunakan obat-obat pertanian.
"Sanggup gak sanggup harus di pupuk dek, karena bagaimanapun juga tanaman kami harus dipupuk agar bisa bertahan," Kata Suriati memelas.
Ia menambahkan saat ini petani sudah banyak mengeluh, apalagi pemerintah masih belum memberikan bantuan apapun, baik dari pupuk maupun melakukan penyuluhan kepada petani.
Laporan : Sekilap