Petunjuk7.com - Akademisi Universitas Sumatera Utara (USU) Roy Fachraby Ginting, SH., M.Kn., meminta seluruh pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Karo dan semua pihak yang terlibat dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2020, terutama warga Kabupaten Karo yang terlibat dalam tim sukses hendaknya harus menyiapkan diri untuk menerima kenyataan hasil akhir pesta demokrasi yang baru dilaksanakan.
"Prinsip siap menang atau kalah haruslah benar - benar di terima lahir dan bathin," kata Roy Fachraby Ginting saat dalam bincang bincang dengan www.Petunjuk7.com, (Minggu 13/12/2020) di Berastagi.
Dijelaskan Roy Fachraby Ginting, bahwa prinsip siap menang dan siap kalah adalah sebuah kenyataan yang harus di terima dan di hadapi dalam sebuah pertandingan dan pertarungan.
"Dalam pilkada serentak tahun 2020 ini telah sukses dan aman kita lakukan di Taneh Karo tanpa terjadi riak - riak dan keributan, dan hal ini tentu menjadi kebanggaan kiymta di Bumi Merga Silima ini," ujar Roy Fachraby Ginting yang juga selaku pemuka masyarakat Karo dan aktif dalam kegiatan sosial ini.
Roy Fachraby Ginting menyebutkan, warga Kabupaten Karo harus sabar menunggu pengumuman dan penetapan pemenang pilkada Kabupaten Karo oleh KPU.
"Dan jangan ikut menyebarkan berita - berita kemenangan oleh pihak - pihak yang tidak bertanggung jawab yang tujuannya dapat menyebabkan terjadinya gesekan - gesekan yang berujung kepada konflik yang pada akhirnya merusak persatuan dan kesatuan di Taneh Karo Simalem," sebutnya.
"Kita semua mencintai daerah ini dan semua tentu harus bertanggung jawab menjaga agar Bumi Turang tetap kondusif pasca pilkada dan penetapan serta keputusan pemenang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Karo yang bertugas selama 3.5 Tahun memimpin Kabupaten Karo," tutur Roy Fachraby Ginting.
Roy Fachraby Ginting yang merupakan
dosen dan staff Pengajar di lingkungan USU ini berharap kepada para pasangan calon atau kandidat, tim sukses atau pemilih agar selalu siap menerima keputusan yang diambil para pemilih di bilik suara TPS (Tempat Pemungutan Suara).
"Siap menang atau siap kalah tentu harus menjadi prinsip insan insan yang berjiwa kesatria, dan harus juga terdepan untuk tidak membangun narasi - narasi kemenangan yang dapat memancing keributan dan keresahan seraya terus mengawal perhitungan suara dari TPS di desa - desa sampai ke kecamatan hingga kabupaten.
Demikian juga ketika sudah di tetapkan sebagai pemenang, maka tidak perlu terlalu eforia yang berlebihan dalam menerima dan menikmati kemenangan. Karena ada tugas yang besar dan berat untuk memperbaiki dan membangun Taneh Karo yang lebih baik untuk masa jabatan 3.5 tahun kedepan," harapnya.
"Apalagi saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19, tidaklah elok dan etis dalam suasana pandemi kita sangat berlebihan ketika mengungkapkan kemenangan dan kegembiraan atas diraihnya kemenangan. Demikian juga pihak yang kalah hendaknya dengan kesatria dan sportif menerima kenyataan, tidak perlu larut menyesali kekalahan atau melestarikan dendam atas kekalahan yang dialaminya, masih ada 3.5 tahun kedepan pesta demokrasi rakyat dan dari sekarang berjuang dan membangun kepercayaan rakyat untuk maju lagi dalam pilkada mendatangi," ketus Roy Fachraby Ginting.
Roy mengingatkan bahwa perbedaan pilihan dan gagasan yang mengemuka selama berlangsungnya tahapan - tahapan pilkada, terutama saat kampanye yang kadang memicu kegaduhan harus dikubur dalam - dalam begitu pilkada usai.
Karena lanjutnya, semua kembali dalam satu barisan untuk bersama membangun daerah Kabupaten Karo tercinta.
"Bagi yang mencintai pendidikan jadilah guru selama 3.5 Tahun di Kuta Kemulihen. Bagi yang punya program pertanian tentu perlu membuat kebun percontohan. Dan bagi yang punya program wisata silahkan investasi untuk itu dan buktikan tanpa menjadi Bupati Anda dapat melakukan pekerjaan besar membangun Kuta Kemulihen," kata Roy Fachraby Ginting.
"Demikian pula warga Kabupaten Karo yang sempat terbelah dan terpecah dalam pilihan saat pilkada, maka saat ini adalah momentum untuk segera melupakan perbedaan yang sempat mengemuka. Pilkada harus dipahami hanya sebatas sarana, bukan tujuan dalam berdemokrasi," terang Roy Fachraby Ginting.
Roy Fachraby Ginting menambahkan, "
karena itulah perbedaan pilihan antar sesama warga masyarakat Karo juga harus diakhiri begitu pilkada usai," sebutnya.
"Potensi yang semula tersedot dalam pilkada sudah waktunya diarahkan kembali untuk membesarkan dan membangun Kabupaten Karo dalam segala lini agar daerah ini maju dan sejahtera dalam segala sektor dan potensi yang ada," tandas Roy Fachraby Ginting yang juga merupakan Pengamat politik di Sumatera Utara ini. (KS).