Petunjuk7.com - Warga Desa Rambah Tampu, Kecamatan Lau Baleng, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara, mengeluhkan kondisi akses jalan desa mereka yang saat ini kondisinya rusak parah.
Bayangkan, jalan lintas desa yang berada dipemukiman padat penduduk itu terlihat rusak parah dan hingga kini belum pernah diperbaiki.
Parahnya lagi, kondisi jalan desa tersebut tentu mengganggu kelancaran transportasi. Kondisi jalan yang rusak parah itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.
Padahal, jalan di desa ini merupakan akses warga yang hendak mau ke Kota Kabanjahe dan ke pasar tradisional di Kecamatan Lau Baleng tersebut dan digunakan untuk akses menuju lahan pertanian dan ke pusat kecamatan termasuk kabupaten.
“Kalau cuaca panas kondisi jalan berdebu. Kalau hujan, jalan berlumpur dan banyak genangan air,”demikian diungkapkan seorang warga Desa Rambah Tempu yang bernama A Sembiring ( 56) kepada wartawan, Minggu (20/1/2020).
Ditambahkan, jalan yang rusak tersebut kerap menimbulkan persoalan bagi pengendara. Tak lain, bebernya, debu berterbangan saat kendraan melintas yang terbawa dan kadang memicu kecelakaan akibat terperosok kedalam lubang yang menganga.
A Sembiring mengungkapkan, akibat akses jalan rusak, khawatirkan dapat membahayakan para pengguna jalan.
Selain itu, lanjutnya, kadang warga sering gotong royong untuk menimbun jalan rusak dengan menggunakan pasir, namun saat musim penghujan tiba, pasir itu akan habis terseret air.
“Kami harapkan pemerintah Kabupaten Karo dapat segera memperbaiki jalan desa kami ini, agar jalur yang kami lewati keseharian ini bisa bagus walau pun tidak sebagus hotmix agar bisa lancar ketika kami mau mengantar hasil tani ke pasar tradisional sana," harapnya.
"Kadang - kadang angkutan pedesaan pun malas masuk ke desa ini karena kondisi jalan ini. Apalagi kalau hujan, kita tidak bisa lagi membandingkan mana lubang atau tidak karena kondisinya sudah rata semua," tuturnya. katanya
Pantauan wartawan jalan yang rusak terdapat di beberapa titik. Kini, Aspal tampak mengelupas dan berlubang.
Apalagi, bebatuan muncul di atas badan jalan tampak menonjol ke permukaan, sontak menyulitkan warga saat melintas terutama menggunakan kendaraan roda dua. Selain itu, akses dijalan digunakan untuk mengangkut hasil pertanian milik warga. Salah satunya penghasil padi di Kabupaten Karo.