Petunjuk7.com - Seorang pasien yang bernama Helena Br Munthe (69) harus kecewa terhadap pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabanjahe, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara, Minggu (26/5/2019) sekitar Pukul 20:30 WIB.
Warga Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, datang ke ruangan Instalasi Gawat Darurat (IDG) akibat sakit yang dideritanya karena kondisi badannya dalam keadaan batuk dan lemas.
Helena mengaku sudah dua (2) kali berobat ke Puskesmas Kecamatan Merek, namun sakitnya tak kunjung sembuh.
"Saya sebentar di periksa dokter IGD RSUD Kabanjahe. Kemudian, pegawai staff pendaftaran pasien menyampaikan ibu pakai BPJS. Kalau BPJS untuk nomor kelas tiga kamarnya penuh. Kalaupun ada, di ruangan kamar instlasi. Karena saya dibilang dokter setelah diperiksa harus diopname," ungkap Helena menirukan perkataan
petugas pegawai pendaftaran kepada www.petunjuk7.com, Minggu (26/5/2019) usai meninggalkan ruangan IGD RSUD Kabanjahe.
Parahnya, katanya, seorang pegawai medis mestinya melayani pasien. Namun, seolah - olah tidak melayani dengan prima.
"Saya memahami. Tetapi belum ada satu jam, sudah disampaikan kamar penuh. Kalau mau ibu ke Rumah Sakit Amanda aja atau Efarina," kata Helena menirukan kembali ucapan pegawai tersebut sembari menyarankan supaya pindah rumah sakit.
"Saya kan sedang lemas. Apalagi, tempat tidur ruangan ada beberapa kosong. Saya kecewa dengan pelayan seperti itu. Kita sebagai pasien mengerti kalau kamar sudah penuh. Itukan rumah sakit tempat masyarakat berobat," kesalnya.
Karena harus pindah, terpaksa Helena berangkat menuju Rumah Sakit Efarina Etaham.
Humas RSUD Kabanjahe Tati Anggreni kepada www.petunjuk7.com, Minggu (26/5/2019).mengatakan, soal masalah tersebut kewenangan pihak IGD.
Namun, Tati menyempatkan menemui keluarga pasien untuk menjelaskan persoalan tersebut.
"Kamar ada, untuk kelas tiga penuh. Solusinya kalau naik kelas ada penambahan biaya," katanya.
Lantas, Helena setelah mengetahui informasi tersebut dari pihak RSUD Kabanjahe dan bergegas meninggalkan ruangan IGD RSUD Kabanjahe dan menuju Rumah Sakit (RS) Efarina Etaham di Kecamatan Berastagi.
Memang jarak tempuh ke sekitar setengah jam dari RSUD Kabanjahe ke RS Efarina Etaham. Mesk,i dalam kondisi lemas, Helena tiba di IGD RS Efarina Etaham.
Tindakan medis langsung dilakukan oleh petugas medis RS Efarina Etaham.
Nah, saat mendaftar ke bagian adminstrasi, keluarga Helena melengkapi persyaratan yang diminta.
Pihak RS Efarina Etaham mengeluarkan surat rawat jalan. "Nanti kalau opname kata dokter yang memeriksa, Bapak datang kesini lagi. Bawa aja surat ini ke petugas medis di IGD," sebut seorang keluarga Helena yang bernama H Gabe (38) menirukan perkataaan seorang petugas bagian adminstrasi di RS Efarina Etaham kepada www.petunjk7.com, Senin (27/5/2019).
Berselang setengah jam, Helena harus diopname sesuai petunjuk dokter IGD RS Efarina Etaham. Petugas medis RS Efarina Etaham memanggil keluarga Helena.
"Pak, Ibu di opname. Bawa saja surat ini ke bagian adminstrasi untuk proses opname. Mereka yang menentukan kamarnya nanti dimana Ibunya ditempatkan," ungkap H. Gabe menirukan ucapan petugas medis IGD Efarina Etaham.
Lantas, surat tersebut diberikan ke petugas adminstrasi RS Efarina Etaham. Petugas adminstrasi menyebutkan, bahwa kamar untuk kelas tiga penuh, dan meminta keluarga pasien bersabar berada sementara di ruangan IGD yang akan dialihkan ke kelas dua tepatnya di ruangan Menjuah - juah RS Efarina Etaham
"Maaf Bapak, kamar kelas tiga penuh. Tapi, untuk sementara si Ibu di ruang IGD dulu. Tapi kita alihkan ke kelas dua. Soal biaya sama. Nanti kalau ada pasien di kepas tiga pulang, kita pindahkan si Ibu nanti," ungkap H.Gabe menirukan perkataan petugas bagian adminstrasi RS Efarina Etaham.
"Di RS Efarina Etaham memberikan solusi bagi keluarga pasien. Tidak tergantung kelas yang dipegang oleh pasien kelas berapa. Yang penting penanganan medis terlebih dahulu diutamakan. Kok beda ya?," tanyanya heran. (Sangap.S/KS).