MENU TUTUP

Hutan Lindung? LIRA Minta Pemkab Kampar Teliti Tentukan Aset Wisata di Koto Panjang

Rabu, 19 Juli 2017 | 20:44:37 WIB Dibaca : 2160 Kali
Hutan Lindung? LIRA Minta Pemkab Kampar Teliti Tentukan Aset Wisata di Koto Panjang Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kampar R. Ali Halawa.Foto:Rij
Loading...

Kampar- Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kampar R. Ali Halawa, meminta dan mengingatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar, agar berhati-hati dalam mengelolah aset pariwisata yang berada di kawasan ‎Catchment Area (Daerah Tangkapan Air)  Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)‎ Koto Panjang yang sudah dibebaskan, diduga kuat kawasan hutan lindung.

"Jika tanpa ada izin dari kementrian kehutanan dan pihak PLN selaku diberi hak untuk menjaganya, maka  pihak bersangkutan harus siap-siap berhadapan dengan hukum. Maka  jangan merubah dan merusak fisik kawasan hutan t sebelum ada izin," pinta Ali, kepada www.petunjuk7.com, Rabu  (19/07) saat berada di Jalan Arifin Ahmad, Kota Pekanbaru.

Ali menjelaskan, LIRA Kampar mendukung program Bupati Kampar dalam memajukan sektor pariwisata. Namun lanjut Ali, yang dikwatirkan, " jika tidak mengikuti aturan, nantinya pejabat pemerintah yang yang mengerjakannya akan tersandung kasus kehutanan." Beber Ali.

"Kami mengingatkan dari sedini mungkin kepada Bupati Kampar dan jajarannya agar kordinasi terlebih dahulu kepada aparat hukum yang mengetahuinya. Supaya  tidak terjadi  perbuatan melawan hukum, dalam mengelola menjadi objek wisata," himbaunya

Toh terang Ali, Pemkab Kampar berniat menjadikan kawasan pariwisata, dinilai, kemungkinan besar Kementrian Kehutanan dan pihak dari PLN‎ untuk membangkitkan perekonomian masyarakat dan juga mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

"Oleh karena itu, semua terletak kepada aparatur pemerintah yang diberikan tugas dalam mengembangkannya. Apakah mereka paham dengan status lahan yang ada di kawasan PLTA Koto Panjang. Jangan hanya memberikan angin segar kepada Bupati Kampar Aziz Zaenal, tapi berikanlah data konkrit bagaimana statusnya," pungkasnya.

Ali menambahkan, tugas menjaga kawasan hutan adalah pemerintah, aparat hukum, aparat Kecamatan, pemerintahan desa dan masyarakat tempatan. " Jangan sampai lahan dikawasan tersebut di perjual belikan. Karena akan berdampak nanti bagi PLTA, yang tidak lagi mempunyai tangkapan air," tandasnya. (Rij/LR)

Loading...
Berita Terkait +
Loading...
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Longsor di Kawasan Tahura, Arus Lalulintas Berastagi - Medan Macet Total, Kasi Humas Aiptu Budi Sastra Surbakti: Tetap Waspada dan Hati Hati

2

Danramil 05/PY Letda Inf Sahnan Tambunan Hadir Saat Proses Mediasi Siswa SMA N Tiganderket Disaksikan Kacab Wilayah IV

3

Terlibat Dalam Perkelahian, Danramil 05/PY dan Kapolsek Payung Berhasil Memediasi Siswa SMA N 1 Tiganderket

4

Dukung Ketapang, Forkopimda Kabupaten Karo Launching Gugus Tugas Polri Program Prabowo dan Gibran

5

Prajurit Batalyon 125/Si