Jakarta - Komoditas kelapa sawit diyakini masih menjadi penopang ekspor nasional hingga lima tahun ke depan.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan 70% komoditas kelapa sawit Indonesia masih akan masuk ke pasar global hingga lima tahun ke depan. Hal itu membuat pemerintah menjadikan sektor itu sebagai penopang ekspor nasional.
"Sementara diversifikasi produk ekspor terus diupayakan sawit harus menjadi prioritas dalam pasar ekspor Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dilansir Bisnis.com, Jumat (1/9/2017).
Enggartiasto menilai minyak sawit merupakan komoditas yang cukup berpengaruh dalam perekonomian Indonesia. Namun, belakangan ini, kerap banyak tantangan berdatangan untuk menghambat kinerja perdagangan sektor itu di pasar global.
“Selain hambatan di dalam negeri, hambatan perdagangan sawit di luar negeri juga perlu diantisipasi dengan strategi yang tidak biasa. Salah satunya, upaya yang harus digalang yaitu promosi terpadu untuk meningkatkan daya saing sawit Indonesia,” imbuhnya.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat kenaikan permintaan minyak sawit asal Indonesia juga terjadi di berbagai negara seperti Bangladesh yang naik 29% dari 124,95 ribu ton pada April 2017 menjadi 163,27 ton pada Mei 2017. Kenaikan permintaan juga terjadi dari India yang meningkat 12%.
GAPKI juga mencatat terjadi kenaikan permintaan dari Amerika Serikat. Ekspor Indonesia ke Paman Sam meningkat 43% dari April 2017 sebesar 83,70 ribu ton menjadi 119,95 ribu ton. (Bisnis.com)