Produksi tembakau dari Batu Karang memiliki rasa yang beda dari tembakau yang lainnya. Tetapi, harga jual tembakau saat ini tidak sesuai dari biaya tanam, perawatan dan produksi. Sehingga petani rugi.
Petunjuk7.com - Demikian disampaikan petani tembakau Batu Karang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara, Bakti Bangun (45) kepada www.petunjuk7.com, Selasa (20/11/2018).
"Apalagi, ditengah murahya harga tembakau, para petani mulai sulit menjual hasil panen dari ladang," ungkap Bakti Bangun.
Bangun menjelaskan, soal harga tersebut berubah beberapa pekan terakhir ini di Kabupaten Karo. Sehingga ungkapnya, para petani tembakau mulai merasakan perubahan harga jual.
Pasalnya, harga jual tembakau semakin hari, semakin murah. Nilainya kian turun merosot tajam.
"Mengakibatkan para petani tembakau seperti jalan. Boleh dikatakan balik - balik modal belum juga cara kerjanya yang begitu rumit untuk menjadikan aroma khas tembakau Batukarang yang harum jika dicicipi para kaum ibu penguna tembakau," kata Bakti.
Untuk itu, Bakti berharap mendapat perhatian dari pemerintah. "Kami sebagai petani sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah, baik dibidang pemasaran maupun dibidang subsidi untuk modal menanam tembakau," kata Bakti sembari menyebutkan tembakau yang paling bagus ditanam cuma di Desa Batukarang meskipun ada tembakau di Kecamatan Tiganderket dan Kecamatan Munte.
"Rasa tembakau Desa Batukarang lebih harum dan nikmat rasanya," tambahnya.
Pantauan www.petunjuk7.com, Selasa (20/11/2018) di Pasar Tiga Binanga, saat ditangan kepada salah seorang pedagang terkait harga tembakau.
Menurut seorang pedagang, ia membeli tembakau Rp90.000/Kg dari Pajak Singa. Kemudian mengecernya dengan harga Rp95.000/Kg. Bagi para pedagang, ada beberapa jenis tembakau; tembakau virginia terbilang super, yang beda dengan tembakau gayo dan gara. (Sangap.S)