Petunjuk7.com - Kepala Desa (Kades) Tongging, Jhonson Simarmata mengatakan, terkait sungai di Desa Tongging yang meluap dan membuat warga khawatir akan datangnya banjir sudah diberitahukan kepada pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Karo.
"Sudah saya beritahu ke Dinas PU tentang banjir di desa saya. Dan nanti PU akan memberitahukan ke propinsi" kata Jhonson kepada www.Petunjuk7.com, Rabu (11/11/2020).
Ditanya soal kapan akan dilakukan normalisasi sungai Desa Tongging karena beragam jenis bebatuan akibat banjir membuat pendangkalan sungai?
"Nanti pihak propinsi yang menormalisasi. Karena setelah kita tahu ada banjir langsung diberitahu ke Dinas PU Kabupaten Karo," sebut Jhonson.
"Yang jadi kelemahan itu, tentang ketinggian tembok sungai minimal tiga meter. Harusnya ada tikar disisi kiri dan kanan sungai supaya tidak tergerus. Tetapi ini namanya alam, tetap tidak bisa kita ketahui berapa debit air. Namun perlu juga ada antisipasinya supaya tidak datang banjir.
Diberitakan sebelumnya, Air sungai di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara nyaris meresbes ke pemukiman warga pada Rabu (4/11/2020) sekitar Pukul 02: 30 WIB.
Hal itu terjadi karena aliran sungai tersebut mengalir sangat deras yang membawa lumpur, dan bebatuan beragam jenis menuju Danau Toba.
Akibaknya, warga khwatir rumah mereka terendam banjir. Bayangkan, air sungai tersebut saat mengalir berbunyi benturan hantaman bebatuan yang dibawa air.
Lantas, beberapa warga yang bermukim di sekitar sungai, sebelumnya tertidur pulas langsung terbangun lantaran mendengar bunyi bebatuan yang dibawa oleh arus deras air.
"Kami terbangun mendengar suara itu. Dan warga langsung ke luar rumah melihat ketinggian air yang sudah mencapai batas dari dinding tembok sungai," ungkap R Br Girsang (29) kepada www.Petunjuk7.com, Rabu (4/11/2020) di Desa Tongging.
Dia mengatakan, mengetahui sungai meluap, warga langsung menyelamatkan barang - barang ke ketempat lebih aman. Itu dilakukan karena air mulai memasuki halaman rumah warga.
"Bayangkan air sudah mencapai batas ketinggian tembok sungai. Ada rumah warga yang dimasuki air dan lumpur," ungkap R Br Girsang.
Akan tetapi, lanjutnya, kejadian itu tidak berlangsung lama yang hanya sekitar satu saja. Yang mana, tuturnya, air mulai merembes ke pemukiman warga dengan deras. Namun, sungai yang sebelumnya mengalir deras tiba - tiba perlahan surut.
"Suasana disini subuh tadi gelap gulita, karena sempat lampu listrik padam pula, ditambah datangnya hujan gerimis. Warga menggunakan senter untuk melihat ketinggian air. Kami mengira banjir bandang akan datang. Hujan memang sejak pagi hingga malam turun terus," beber R Br Girsang.
Membuat Api
Ternyata jika saat aliran sungai di Desa Tongging deras, kebiasaan warga disana selalu menyalakan api di depan rumah atau di pinggir sungai.
Menurut warga, bahwa mereka percaya supaya mahluk tak kasat mata mengetahui di sekitar sungai ada pemukiman warga.
"Warga kalau sungai ini deras selalu membuat api. Katanya supaya penghuni sungai tahu ada rumah disini," sebut R Br Girsang.
Laporan: KS