Petunjuk7.com - Puluhan Warga Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara khawatir sekitar Pukul 01: 00 WIB, Senin (15/10/3018) dini hari tadi.
Pasalnya, aliran sungai Tongging hampir meluap memasuki pemukiman warga. Tampak, warga keluar dari rumah melihat kondisi sungai. Memang hujan kala itu turun sejak Pukul 20:00 WIB, yang mengguyur Desa Tongging.
Apalagi kondisi aliran sungai saat itu, arus aliran tampak deras yang berisi bebatuan bercampur tanah warna kuning.
"Kalau disini, hujan deras kekhawatiran kami terhadap sungai Tongging jika meluap dan membanjiri rumah," ungkap Helena Boru Munthe (63) kepada www.petunjuk7.com, Senin (15/10).
" Bunyi gesekan bebatuan dari aliran sungai pertanda air sungai akan besar," ungkapnya.
Helena menjelaskan, meluapnya aliran Sungai Tongging pernah terjadi memasuki awal tahun 2018 silam. Puluhan rumah warga dimasuki air bercampur tanah dan bebatuan.
Selain itu, memang pernah terjadi beberapa tahun sebelumnya, yang ketinggian air mencapai satu (1) hingga dua (2) meter mengarah ke pemukiman warga.
"Binanga (sungai) kadang meluap. Tapi memang jarang terjadi," sebutnya.
Ditambahkannya, aliran sungai Tongging yang mengkhawatirkan warga Senin (15/10) tersebut tidak terjadi.
"Rasa was - was dan warga mulai khawatir. Tetapi sungai tidak meluap," terangnya.
Bakar Kayu
Menurut tradisi kepercayaan warga Desa Tongging, apabila sungai Desa Tonggung meluap warga saling bersahutan memanggil warga yang lainnya. Apalagi yang bermukim dekat dengan sungai.
"Huta, (kampung) huta, huta," sebut sebut seorang warga kala mengetahui aliran sungai Tongging hampir meluap.
"Kalau memanggil: huta, huta, huta itu artinya ada banjir," jelas Helena.
Selain itu, tampak warga membakar kayu bakar ditengah warga mengetahui aliran sungai Tongging hampir meluap.
"Kalau membakar kayu, artinya supaya 'penghuni' sungai tahu bahwa disini ada pemukiman atau kampung warga (hutan). Itulah kepercayaan warga disini," tutupnya seraya . (SangapS./Rij).