Petunjuk7.com - Bupati Karo Terkelin Brahmana SH bersama istri, Ny. Sariati br Sitompul berdagang buah di Pasar Buah Berastagi. Eitss, tunggu dulu, peran ini dilakoni sang kepala daerah bersama nyonya dalam film “Sang Prawira” di kota wisata Berastagi dan di rumah pengasingan Bung Karno di Desa Lau Gumba, Kamis (1/8/2019).
Ya, Terkelin si pedagang buah diperankan sebagai Asido. Sedangkan istrinya, Ny. Sariati bersama Bripda Ica br Ginting seorang polisi wanita (polwan) dari Unit Poldasu, berperan sebagai putrinya. Di adegan ini, Terkelin sebagai ayah dan istrinya melayani sepasang turis asing yang membeli buah kasmak atau kesemek.
Terkelin meminta istrinya untuk melayani permintaan turis perempuan yang membeli buah kasmak, sedangkan ia berdialog dengan wisatawan asing laki-laki tentang buah dan sayur dari Karo. Setelahnya, keduanya kembali berbincang tentang kelancaran bisnis pengiriman buah atas permintaan pembeli dari luar negeri.
Di sela-sela percakapan mereka, datanglah anak saudaranya bersama temannya dari kampung yang memanggil Asido dengan sebutan Pak Uda (adik dari ayah). Usai berdialog beberapa saat, Asido dan istrinya menawarkan keponakannya memakan buah dan selanjutnya keponakan Asido pulang ke rumah.
Menurut sutradara film “Sang Prawira”, Ponti Gea (45), sinopsis film ini yakni ada seorang anak bernama Horas, seorang pemuda yang lahir di sebuah kampung di tepian Danau Toba. Ayahnya seorang nelayan miskin. Meski begitu, Horas adalah anak yang pintar. Beberapa orang teman sekelasnya, kerap cemburu melihat hal itu hingga berakhir dengan sebuah pengeroyokan.
“Horas bercita-cita masuk Akademi Kepolisian (Akpol), namun ayahnya tidak setuju. Horas bersama temannya bernama Lambok akhirnya melarikan diri untuk mendaftar ke Poldasu. Horas pun lolos seleksi Akpol dan berangkat ke Semarang. Sedangkan Lambok gagal dan menjadi bandar narkoba,” tutur Ponti.
Ia menyampaikan, film ini secara umum memuat pesan moral Pedagogis (strategi pembelajaran) kepada masyarakat tentang perjuangan seorang anak manusia meraih mimpi dan cita-citanya walaupun dengan segala keterbatasan yang ada.
“Selain di wilayah Sumatera Utara, film ini juga akan mengambil lokasi syuting di Semarang dan Jakarta. Film ini akan tayang di bioskop di seluruh Indonesia secara serentak pada tanggal 1 Oktober 2019 mendatang,” ujar putra asli Nias ini di lokasi syuting.
Pembuatan film ini dihadiri oleh Kapolres Karo AKBP Benny Remus Hutajulu, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kasman Sembiring, Kapolsekta Berastagi AKP Pawang Ternalem Sembiring, Kepala Bappeda Ir. Nasib Sianturi M.Si, Camat Berastagi Mirton Ketaren S.Sos dan yang lainnya. (Sangap.S).