Petunjuk7.com - Memasuki musim penghujan warga yang bermukim di seputar gunung Sinabung, diimbau untuk selalu waspada, khususnya bagi warga yang bermukim didekat jalur aliran lahar dingin.
Demikian disampaikan oleh Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Gunung Sinabung Letkol Inf Taufik Rizal Batu Bara SE melalui Danramil 05/Payung Kapten Arh Erlaba Perangin angin kepada www.petunjuk7.com, Senin (11/3/2019)
Dikatakannya, jika nantinya hujan turun terus menerus, ditakutkan sewaktu-waktu air dan material bebatuan dari puncak gunung Sinabung, mengenai pemukiman warga.
"Ketika musim penghujan, yang patut diwaspadai adalah banjir lahar dingin. Karena material-material yang ada di puncak dan badan gunung masih labil," imbaunya.
Danramil 05 /Payung menyebutkan, pihaknya selalu memantau atktivitas gunung Sinabung. Sehingga, lanjutnya, menurut informasi, ada beberapa desa yang dekat dengan aliran lahar dingin, seperti Desa Perbaji, Gurkinayan, Sukatendel, serta desa-desa lain yang berada di dekat Kecamatan Tiganderket.
Namun, ia mengungkapkan, ada dua desa yang harus memberikan perhatian khusus.
"Khususnya daerah Marinding dan Perbaji, jadi diharapkan masyarakat selalu waspada," pintanya.
Selain lahar dingin, paparnya, juga ada dua danau baru di sekitar kaki gunung Sinabung tentu wajib menjadi perhatian.
Karena, ditakutkan suatu saat material turun dan bisa kapan saja dapat longsor atau jebol tanggul tersebut .
"Kalau danau di atas longsor atau jebol, pasti akan ada semacam banjir bandang tapi skala kecil. Yang masuk juga ke jalur laharan. Makanya kita imbau masyarakat tetap berada di zona aman untuk mengantisipasi kejadian yang tidak kita inginkan," imbaunya.
Sebagaimana diketahui, sejak beberapa bulan terakhir gunung Sinabung tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas yang tinggi.
Namun kembali ia mengungkapkan, status gunung yang terakhir bererupsi pada Februari lalu itu masih pada: Awas level Empat (IV) .
Untuk itu, melihat perkembangan yang cukup baik dari aktivitas gunung Sinabung, ia menyampaikan, jika kondisinya tetap stabil.
"Maka ada kemungkinan statusnya akan diturunkan. Meskipun begitu, waktu untuk menentukan apakah statusnya dapat diturunkan harus menunggu waktu yang cukup lama," terangnya.
Ditambahkannya, hingga saat ini, seluruh pihak yang terkait dengan keadaan gunung tertinggi di Sumatera Utara itu, terus melakukan evaluasi, tentunya seluruh masyarakat tetap diimbau untuk terus waspada dan tidak masuk ke dalam zona merah.
"Kalau untuk aktivitas seperti erupsi memang sudah agak mulai menurun kalau dibandingkan tahun - tahun sebelumnya. Begitu juga dengan guncangan gempa. Tapi kita lihat, namanya gunung api sewaktu-waktu bisa erupsi," imbaunya. (KS).