Sekolah Menonaktifkan Oknum Guru Chat Porno ke Siswa
Jakarta – Deputi Direktur Pelaksana BPK Penabur, Elika Dwi Murwani, menegaskan, pihaknya tidak menolerir perbuatan TS, guru Bahasa Inggris di sekolah itu, dalam kasus chat porno kepada muridnya. Pihak sekolah telah menonaktifkan TS dari kegiatan belajar mengajar.
"Proses ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian dan masih dalam tahap penyidikan. Secara prosedural kami sudah melakukan berbagai tahap guna menyelesaikan permasalahan ini dan guru itu sudah dinonaktifkan dari sekolah," kata Elika di kompleks SMPK Penabur Kelapa Gading, Jalan Boulevard Bukit Gading Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, 14 Agustus 2017.
Saat ini, Elika belum mengetahui motif guru TS melakukan chat porno kepada muridnya. Namun dia menyayangkan sikap TS itu tidak selayaknya dilakukan oleh seorang pengajar.
"Kalau seorang guru punya pemikiran seperti itu memang tidak selayaknya menjadi guru. Karena seorang guru seharusnya tidak melakukan hal-hal seperti ini," ujarnya.
Pihak sekolah akan bekerja sama dengan para orangtua murid untuk menyelesaikan masalah ini. Usaha penyelesaian masalah ini dilakukan dengan mempertimbangkan ketenangan belajar para murid di sekolah.
Elika juga meminta publik menghormati keputusan pihak sekolah untuk menjaga privasi anak-anak sekolah, dalam pemberitaan soal kasus chat porno ini.
"Agar pemulihan suasana belajar dan mengajar kembali kondusif, kami minta semua pihak untuk menghormati karena menyangkut anak didik yang masih di bawah usia," ujarnya.
Seorang guru Bahasa Inggris di SMP swasta berinisial TS alias A (25) ditangkap anggota Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Dia dibekuk karena diduga melakukan tindakan pencabulan.
Kasubdit Jatantas Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hendy F Kurniawan mengatakan, pelaku diduga mengirimkan gambar porno melalui aplikasi messenger Line kepada siswinya.
"Kami terima informasi adanya perilaku guru yang kerap mengirimkan foto-foto porno ke siswi-siswinya. Kami lakukan penyelidikan dan benar hal tersebut terjadi," kata Hendy kepadaVIVA.co.id, Sabtu, 12 Agustus 2017. (viva)