Dengan Helikopter, Kapolda Sumut Pantau Banjir di 7 Daerah
Sumatera Utara - Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut), Irjen Pol Paulus Waterpauw, memantau enam kabupaten maupun kota yang terkena dampak banjir. Pemantauan banjir dilakukan Paulus didampingi Kasat Brimob, Kombes Pol Zulfikar, menggunakan helikopter milik Polri.
"Kapolda melakukan pengecekan atas penanganan banjir oleh personil Polri terhadap masyarakat korban banjir. Lokasi yang dipantau yakni, Medan, Deli Serdang, Langkat, Serdang Bedagai, Simalungun, Siantar dan Tebing Tinggi," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting di Medan, Selasa (5/12).
Rina mengatakan, sejumlah daerah masih terendam banjir akibat curah hujan yang masih tinggi selama beberapa hari belakangan ini. Oleh karena itu, Kapolda meminta seluruh jajarannya, khususnya di daerah yang terkena bencana, untuk siap membantu masyarakat korban bencana tersebut.
"Kapolda memerintahkan jajarannya untuk tetap melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten maupun kota. Ini dilakukan untuk mempercepat penanganan bencana membantu para korban yang terkena musibah. Banyak lahan pertanian yang juga mengalami kerusakan," katanya.
Sementara itu, masyarakat korban bencana banjir di Kabupaten Serdang Bedagai mengharapkan, pemerintah menyalurkan bantuan makanan dan minuman. Sebab, bantuan yang diharapkan tidak kunjung sampai meski sampai di hari ke-empat banjir di tengah pemukiman padat penduduk tersebut.
"Daerah tempat tinggal kami masih terendam air yang mencapai setengah meter. Tidak ada yang bisa kami lakukan. Berbagai aktivitas pun terganggu, sehingga kami masyarakat korban bencana mengharapkan bantuan dari pemerintah," ujar seorang warga Serdang Bedagai, Hermanto (45).
Sementara itu, masyarakat korban bencana yang tinggal di pinggiran Sungai Deli kawasan Sungai Mati Medan, masih trauma atas peristiwa banjir yang menewaskan dua orang anak, Muhammad Noval (5) dan Muhammad Ikhsan (7). Masyarakat masih terus meningkatkan kewaspadaan dengan memantau kondisi air sungai.
"Kita juga berkoordinasi dengan pihak kelurahan dalam memantau perkembangan air sungai. Kita mengkhawatirkan, jika air sungai kembali meluap saat lewat tengah malam. Makanya, warga secara bergantian berjaga - jaga di posko penanganan banjir," sebut seorang warga di sana, Gunawan (33).
Sumber: Suara Pembaruan/Beritasatu.com