Kampar - Bangkinang dan sekitarnya diterjang badai disertai petir dan hujan, Jumat (8/9/2017) lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kampar memastikan badai tersebut adalah Puting Beliung.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Slamet Riyadi menyatakan, fenomena alam seperti yang terjadi di Bangkinang Kota bisa saja terulang. Hanya saja kapan dan lokasinya sangat sulit diprediksi.
"September ini memang fase perubahan cuaca ke musim hujan," ungkap Slamet, Minggu (10/9/2017) dikutip dari Tribunpekanbaru.com
Menurut dia, fase ini diprediksi berlangsung selama September. Biasanya selama fase seperti ini, peristiwa alam yang lebih ekstrim sering terjadi.
Slamet tak bisa memastikan fenomena di pusat Kampar itu tergolong Puting Beliung.
Berbeda dengan laporan BPBD Kampar sebelumnya. Ia mengaku, BMKG tidak memiliki alat pengukur kecepatan angin di Bangkinang. Ia menyebutkan, angin dapat digolongkan Puting Beliung jika kecepatannya di atas 30 Knot atau 60 kilometer per jam.
"Tapi melihat kerusakan yang ditimbulkan, seperti laporan kami terima, mungkin Puting Beliung. Tapi saya nggak bisa pastikan," ujarnya.
Slamet menjelaskan, pada kejadian petang itu, angin berhembus dari arah Selatan. Angin kencang bergerak ke sebelah Barat Daya.(Tribunpekanbaru.com)