Pekanbaru - Sebanyak 28 seniman berpartisipasi dalam pameran Pekan Seni Media 2017 pada 9 hingga 14 Juli di Anjung Seni Idrus Tintin, Kota Pekanbaru, Riau.
"Semua yang berpartisipasi adalah tokoh-tokoh penting dalam seni media. Ini adalah acara seni media terbesar di Indonesia," kata Kurator Pameran Seni Media Indonesia, Hafiz Rancajale, di Pekanbaru, Minggu.
Pameran bertajuk "Arus Balik Dimensi Teknologi Dalam Seni" ini bertujuan untuk melihat kembali sekaligus memaparkan pemetaan mengenai sejarah dan perkembangan seni media di Indonesia. Seniman yang berpartisipasi dianggap mewakili era-era tertentu, dan relatif masih sangat muda.
"Pekanbaru dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan karena dinilai paling relevan untuk seni media, anak muda Pekanbaru sangat aktif dan progresif," katanya.
Pameran Pekan Seni Media ini terbuka untuk umum dan gratis. Jenis-jenis karya yang terdapat di dalamnya antara lain seni video, multimedia, seni fotografi, seni komik, film eksperimental, seni bebunyian, seni kinetik, dan seni pertunjukan. Puluhan seniman tersebut sudah cukup dikenal secara nasional dan kerap mengikuti pameran di luar negeri, diantaranya seperti Anton Ismael, Agan Harahap, Lifepatch, Wok the Wock, The Popo, dan Krisna Mukti. Selain itu juga ada seniman dari Kota Pekanbaru yang ikut terlibat, diantaranya adalah komikus Furqon Lulus Wargi.
Pengunjung begitu masuk ke Anjung Seni Idrus Tintin langsung disuguhi mural besar karya The Popo berjudul "no more home", menggambarkan seekor harimau di tengah kebun kelapa sawit. Sementara itu, karya lainnya yang cukup menggelitik adalah dari Anton Ismael berupa foto diakrilik tentang bekal yakni berupa foto mie instan sebagai bekal sekolah, yang menceritakan tentang gaya hidup mengasuh anak masa kini.
Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Restu Gunawan, mengatakan Pekan Seni Media juga akan menghadirkan simposium dan edukasi.
"Jadi bukan hanya pameran, melainkan juga asah ketajaman intelektual yang menghadirkan tokoh-tokoh penting dari seni media," katanya.
Ia mengatakan seni media kini menjadi penting untuk dikembangkan karena sebenarnya sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia zaman sekarang. Diharapkan acara tersebut bisa mengarahkan perkembangan seni media untuk menyukseskan program penguatan karakter dari Kemendikbud.
"Sebagai contoh adalah penggunaan gawai untuk berkomunikasi ketika diberi sentuhan seni jadi sesuatu yang bagus, jadi perlu disebarkan penggunaan teknologi sehingga optimal dan berguna untuk membuat karya seni yang bagus dan penguatan karakter bagi generasi muda," kata Restu Gunawan.