Petunjuk7.com [ Para Petani padi, jagung dan tanaman lainnya di Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara mengaku akan terancam gagal panen, lantaran imbas dari semakin langkanya pupuk subsidi.
"Benar, kami sangat heran kenapa pupuk subsidi langka, dan susah diperoleh. Sedangkan pupuk non subsidi, mahal harganya cukup tinggi," kata Ketua Kelompok Tani yang mengaku marga Ginting dari Kecamatan Laubaleng dan Mardingding, Kabanjahe Karo, kepada wartawan, Senin (11/10/2021).
Menurutnya, sebagian para petani, saat ini ada yang tidak menggunakan pupuk merek urea. Sebab, harga pupuk nonsubsidi cukup tinggi yang harga harganya mencapai Rp 380ribu/karung.
Karena, ungkapnya, jika dibandingkan harga pupuk subsidi jauh lebih murah yang harganya memcapai Rp 115.000 sampai Rp 125.000/ karung.
"Petani tidak sanggup membeli pupuk nonsubsidi karena harganya yang tinggi. Sementara tanaman jagung, contohnya minimal harus dipupuk dua kali. Saat ini banyak petani hanya memupuk satu kali," bebernya.
Ia menyatakan jika kondisi ini terus terjadi, maka petani akan terancam gagal panen atau produksinya berkurang pada Nopember dan Desember mendatang.
"Jika pakai pupuk satu haktare tanaman jagung bisa menghasilkan 6,7 ton. Jika tidak pakai pupuk bisa gagal panen. Meskipun satu kali pupuk akan turun produksinya 1,5 sampai 2 ton per hektare," jelasnya.
Ia mengaku heran kenapa pupuk subsidi langka di Kabupaten Karo . Padahal, tuturnya, kelompok tani selalu membuat Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) setiap tahun.
"Kami berharap pupuk subsidi segera ada untuk tanaman. Untuk kelompok tani kami saja ada sekitar 150 hektare tanaman yang terancam gagal panen," ujarnya.
Senada Ginting, di tempat terpisah, seorang petani tanaman muda seperti tomat dan kol yang bermukim di Desa Gurusinga Kecamatan Berastagi yang bernama G Ginting kepada wartawan di perladangnya, mengatakan, "entah kapan lagi pun di pupuk tanamanku ini, sementara sudah hampir 2 bulan umurnya kol ku ini tapi belum juga di pancing oleh pupuk bersubsidi , karena pupuk bersubsidi jenis garam ini, cocok kali ditabur pada saat umur kol kita jalan 2 bulan, apalagi musim kemarau begini," katanya.
Saat dianya soal pupuk non subsisdi tersebut, Ginting menjawab. "Memang pupuk non subsidi ada, tapi harganya pun mencekik leher. Orang harganya pun hampir tiga kali lipat di banding dengan pupuk bersubsidi. Sementara harga kol pun tidak normal ," katanya
"Jadi harapan saya kepada Pemerintah Kabupaten Karo kuhsusnya kepada Dinas Pertanian Kabupaten Karo supaya mengecek langsung ke distributor, apakah kira kira penyebabnya pupuk subsidi tersebut sehingga hilang di pasaran khususnya di pengencer pupuk subsidi ," tambahnya.
Terpisah , Kepala Dinas Pertanian Metehsa Purba ketika di konfirmasi wartawan melalui pesan Whatsappnya mengatakan ," Kita sudah mengajukan penambahan pupuk subsidi jenis NPK 2000 ton , Urea 3000 ton, " betul , saat ini sudah kita ajukan penambahan pupuk subsidi ke Dinas Propinsi, mudah mudahan dalam waktu dekat ini sudah datang, " ucapnya
Laporan : Sekilap