Petunjuk7.com - Pasca Gunung Sinabung erupsi pada Sabtu (8/8) dan Senin (10/8/2020) lalu diperkirakan sekitar 1500 hektar lahan mengalami kerusakan. Itu disebabkan oleh debu vulkanik.
Akibatnya, tanaman hortikultura di sejumlah desa mengalami kerusakan dan gagal panen. Kerugiaan materi sektor pertanian sekitarRp 41 miliar lebih.
“Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Karo tertanggal 8 Agustus 2020, laporan kerusakan pertanian terdampak Gunung Sinabung erupsi sekitar 1500 hektar dengan kerugiaan materi sektor pertanian sekitar Rp 41.880.542.500,” demikian diucapkan Bupati Kabupaten Karo, Terkelin Brahmana, SH., MH., kepada wartawan, Rabu (12/8/2020) di Kabanjahe.
Disampaikan Bupati Kabupaten Karo, adapun yang terkena terpaan areal pertanian karena debu vulkanik Sinabung masing - masing di Kecamatan Merdeka, Dolat Rakyat, Berastagi dan Namanteran.
Sehingga pihaknya berupaya melakukan percepatan penanganan dan pemulihan sektor pertanian. Di antaranya penyerahan blower kepada petani melalui Kepala Desa yang terkena dampak terpapar erupsi Sinabung.
“Dan direncanakan pengalokasian bantuan bibit tanaman, pestisida, pupuk, blower, dan sebagainya terhadap petani terdampak. Tentu kita mengajukan alokasi kerugiaan materi dan hal - hal apa yang bisa dibantu Pemerintah Pusat,” ungkap Terkelin Brahmana.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten Karo, Ir Matesha Purba kepada wartawan, Selasa (11/8/2020) sore di perladangan Sukatepu Kecamatan Naman Teran, mengatakan, kerugian berdasarkan penyebaran material debu vulkanik dan merusak tanaman pertanian seluas 1.483 hektar di wilayah Kecamatan Naman Teran, Merdeka, Berastagi dan Dolatrakyat.
"Dan merugikan petani Karo sekitar Rp 41,8 miiliar," ungkapnya.
Dijelaskannya, hasil pendataan petugas pertanian di lapangan, ada 23 komuditi pertanian yang mengalami kerusakan level ringan, sedang dan berat.
"Dinas Pertanian Karo merekomendasikan penggunaan blower untuk menyingkirkan debu yang melekat pada daun-daun dan batang tanaman," jelas Mathesa. (KS).