Petunjuk7.com - Relawan Eco Enzyme Indonesia (REEI) Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara mengungkapkan, bahwa eco enzyme merupakan cairan fermentasi dari limbah organik buah-buahan, sayur, batang sayur, dan sampah organik lainnya yang manfaatnya sangat dirasakan Seperti pengganti sabun mandi, pembersih lantai, pupuk cair untuk tanaman, untuk kumur mulut, dan banyak lagi. Terlebih dalam mengantisipasi penyebaran virus corona atau Coivid 19.
Diimana cairan eco enzyme diyakini dapat memakan virus-virus berbahaya yang terdapat di udara. Karena kandungannya dapat melepaskan zat ozon (o3) dan mengurangi karbon dioksida (co2).
"Antisipasi menyebarnya virus corona yang lagi mewabah, kita gunakan cairan eco enzyme dengan menyemprotkan baik ke udara, lingkungan kita dan juga sebagai hand sanityzer," demikian diungkapkan Relawan Eco Enzyme Indonesia, Kabupaten Karo, Adi Pranata Sebayang saat ditemui wartawan, Sabtu (28/3/2020) Pukul 14:30 WIB, di Desa Barung Kersap, Kecamatan Munte Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
"Selain merubah ozon menjadi oksigen murni, eco enzyme juga dapat memangsa virus dan bakteri yang ada di udara," sambung Adi.
Adi juga menerangkan, komunitasnya baru - baru ini telah melakukan aksi sosial penyemprotan mobil angkutan umum, dan membagikan cairan eco enzyme kepada masyarakat Kota Kabanjahe, Kabupaten Karo pada Minggu (22/03/2020) silam.
Selain memberikan cairan eco enzyme untuk disemprotkan kepada masyarakat, juga menyampaikan bagaimana cara pembuatan eco enzyme.
Karena, tutur Adi, eco enzyme merupakan bahan limbah pertanian yang diproduksi dan sudah diakui FAO (lembaga Persatuan Bangsa Bangsa yang mengurus soal pangan–red).
"Cara pembuatan eco enzyme sangatlah mudah, eco enzyme adalah cairan enzyme yang diproses dengan fermentasi menggunakan bahan bahan sayuran dan buah buahan yang ada di sekitar kita dengan hitungan BIO. 1 molase , 3 Limbah Sayur/ Buah dan 10. Air Non PAM. Cairan tersebut, ditempatkan dalam wadah tertutup dan tidak kena sinar matahari. Difermentasi selama 100 hari," ungkap Adi.
“Nah, dengan campuran tersebut, setelah panen, jadilah eco enzyme yang multi manfaat. Bisa untuk pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan dan pembersih di rumah tangga, juga untuk pembersih udara dan kuman," terang Adi.
Adi menuturkan, eco enzyme menggunakan bahan baku yang mudah didapat dan murah.
"Proses fermentasinya yang selama 3 bulan, memang membutuhkan kesabaran tersendiri. Namun, larutan yang dihasilkan memiliki khasiat yang sangat banyak," katanya.
"Dalam proses fermentasinya saja, sudah terus dihasilkan gas O3 (ozon) yang sangat dibutuhkan atmosfer bumi. Larutan eco enzime bila dicampur dengan air, akan bereaksi serta dapat digunakan sebagai cairan pembersih mulai dari piring, lantai, pakaian, kakus, sampai dengan pencuci rambut dan sabun mandi. Bila dibutuhkan, juga bisa melancarkan saluran air yang tersumbat. Campuran dengan air bila digunakan untuk menyiram tanaman akan memberi hasil buah, bunga, atau panen yang lebih baik. Kabarnya juga dapat mengusir serangga-serangga pengganggu. Ampas sampah organik yang sudah difermentasi bisa digunakan sebagai pupuk organik yang baik. Banyaknya fungsi dari eco enzyme ini membuatnya seolah 'larutan ajaib' serba bisa. Dan fungsinya bagi lingkungan tentu juga sangat banyak. Sebab sepanjang pemakaiannya baik sebagai pembersih, pupuk atau yang lain, terus terjadi pelepasan O3 ke udara. “Bila makin banyak yang memakai ekoenzim ini, tentu sangat baik untuk lingkungan, dan juga sampah dapur kita bisa bermanfaat. Untuk masyakat Tanah Karo, yang mau belajar tentang eco enzyme. Kami dari Relawan Eco Enzyme Indonesia siap memberikan penjelasan dan pelatihan. Sekarang kami para relawan eco enzyme sudah bisa produksi, eco enzyme, pupuk organik cair, zat perangsang tanaman dan pestisida nabati,” tambahnya. (KS).