Petunjuk7.com - Dampak harga merah cabe yang mengalami turun drastis menyebabkan petani di Kabupaten Karo merugi.
Anjloknya harga cabe merah saat ini dikisaran Rp 6000 /Kg cukup memprihatinkan. Akibatnya, sebagian para petani sengaja merelakan cabe tersebut jadi membusuk di lahan petani.
Demikian diungkapkan seorang petani cabe merah di Desa Peceren, Kecamatan Berastagi , Joni Ginting, kepada www.petunjuk7.com Senin (21/1/2019) terkait masalah anjloknya harga cabe tersebut.
Joni menjelaskan, anjloknya harga cabe sudah terjadi sejak dua bulan ini. Sehingga, dia mengaku kurang semangat dalam memanen tanaman cabe yang dirawat dengan sudah payah bersama anak dan istrinya.
Pasalnya, untuk biaya perawatan untuk proses penanaman cabe merah sampai masa panen, bukan biaya sedikit.
Cabe merah yang ditanam Joni, menggunakan mulsa. Selain itu, soal proses pemupukan, penyemprotan, dan tenaga.
"Saat panen, petani harus mempersiapkan dana tambahan Rp 2.000/Kg untuk ongkos memetik dan ongkos langsir," beber Joni.
“Coba abang bayangkan, saat harga jatuh seperti sekarang, panen pun kami harus nombok. Kalau harga jual cabe hanya Rp 6000 /Kg, apa yang bisa kami dapatkan untuk dibawa pulang sebagai keuntungan,” ujar Joni.
Joni menerangkan, dengan harga cabe merah Rp6000/Kg, petani lebih memilih membiarkan hasil panen terlantar dari pada harus menjualnya. Bahkan tidak sedikit petani yang terpaksa mencari penghasilan tambahan dengan menjadi buruh pengutip kopi di tempat lain.
Sehingga, Ayah yang memiliki dua anak ini juga tidak memahami apa yang menyebabkan harga jual cabe di tingkat petani begitu murah.
Menurut informasi yang berkembang. Faktor harga cabe turun, disebabkan oleh banyaknya stok cabe di tingkat pedagang dan pengumpul, sehingga efeknya tidak membeli lagi cabe dari para petani.
Toh, Jantar Tarigan (45), seorang pedagang pengumpul membenarkan soal banyak stok cabe merah membludak pasaran.
Tentu, menyebabkan sebagianpedagang membatasi, membeli cabe merah dari petani.
"Takut tak laku dan membusuk kalau disimpan lama," aku Hanyar Tarigan kepada www.petunjuk7.com, Senin (21/1/2019).
"Kebiasaan petani di Karo kalau menanam cabe sering serentak di beberapa kecamatan. Sehingga menyebabkan barang banyak, daya beli masyarakat kurang. Otomatis kalau barang banyak di pasaran nilai jualnya rendah," ungkap Jantar .
Pentauan www.petunjuk7.com, Senin (21/1/2019) terkait harga cabe di pasar tradisional yakni; Pasar Roga, harga cabe rawit berkisar Rp16000/Kg, cabe merah Rp 6000 /Kg dan cabe hijau Rp4000 - Rp 4500 /Kg. Harga serupa juga terjadi di Pasar Singa, dan Pasar Tiga Panah. (KS)