Petunjuk7.com - Puisi 'Ibu Indonesia' yang dibacakan oleh Sukmawati Soekarnoputri pada saat acara Indonesia Fashion Week 2018, pekan lalu, sehingga menuai kecaman dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Riau (BEM UIR).
BEM UIR menilai pada bagian puisi ada yang menyinggung tentang syariat Islam, azan dan cadar yang dipersoalkan, lantaran dianggap menyinggung Islam.
Lantas, BEM UIR meminta Sukmawati Soekarno Putri untuk segera minta maaf.
"Puisi tersebut mengundang panasnya telinga umat muslim Indonesia. Puisi yang berisikan tentang pengkerdilan Syariat-syariat Islam tersebut menjadi perbincangan di seluruh kalangan rakyat Indonesia," kata Hengky Primana, Presiden Mahasiswa UIR terpilih kepada www.petunjuk7.com, Selasa malam (3/4).
Hengky mengaku yang juga berasal dari kalangan muslim, tidak ada yang lebih baik dari syariat Islam, tidak ada yang lebih cantik dari pada wanita berhijab dan tidak ada yang lebih indah dari lantunan suara azan.
"Wahai Ibu Sukmawati anak dari Presiden pertama kami. Kami bangga mempunyai presiden yang luar biasa seperti ayahmu, ayahmu yang selalu menjaga keutuhan negara dengan rasa nasionalisme yang tinggi. Tapi kenapa dirimu mencoreng itu, tidakkah kamu tahu peran besar umat muslim memerdekakan negara ini. Hasil tertinggi dari sebuah pendidikan adalah toleransi, apakah dirimu belum mencapai hasil tertinggi itu," tegas Hengky
Lanjut Hengky, agama Islam tidak pernah dendam kepada siapapun yang menghinanya. Tapi, umat Islam sebutnya, tidak akan terima atas penghinaan yang dilakukan oleh Sukmawati Soekarno Putri.
"Minta maaflah sebelum kami mahasiswa Universitas Islam Riau bergerak," tutup Hengky.
Sedangkan, Sukmawati Soekarno Putri mengatakan, atas puisi tersebut.
" Lho Itu suatu realita, ini tentang Indonesia. Saya ga ada SARA-nya. Di dalam puisi itu, saya mengarang cerita. Mengarang puisi itu seperti mengarang cerita. Saya budayawati, saya menyelami bagaimana pikiran dari rakyat di beberapa daerah yang memang tidak mengerti syariat Islam seperti di Indonesia Timur, di Bali dan daerah lain," kata Sukmawati, Senin (2/4/2018) seperti dilaporkan Detik.com.
Sukmawati mengatakan apa yang dia sampaikan di puisi itu merupakan pendapatnya secara jujur.
Adapun yang dipersoalkan oleh pengurus Persaudaraan Alumni 212 Kapitra Ampera mengenai pembanding-bandingan azan dengan kidung Ibu Indonesia. Apa tanggapan Sukmawati soal bagian yang menyebut azan ini?
"Soal kidung ibu pertiwi Indonesia lebih indah dari alunan azanmu, ya boleh aja dong. Nggak selalu orang yang mengalunkan azan itu suaranya merdu. Itu suatu kenyataan. Ini kan seni suara ya. Dan kebetulan yang menempel di kuping saya adalah alunan ibu-ibu bersenandung, itu kok merdu. Itu kan suatu opini saya sebagai budayawati," ujar Sukmawati.
"Jadi ya silakan orang-orang yang melakukan tugas untuk berazan pilihlah yang suaranya merdu, enak didengar. Sebagai panggilan waktu untuk salat. Kalau tidak ada, Akhirnya di kuping kita kan terdengar yang tidak merdu," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, pengurus Persaudaraan Alumni 212 yang juga merupakan pengacara Habib Rizieq Syihab, Kapitra Ampera mempersoalkan puisi Sukmawati tersebut.
"Saya mendapatkan video itu tadi pagi. Sudah saya cermati ada mengenai adzan dan cadar, menurut saya ada dugaan kuat mendiskreditkan agama," ujar, Kapitra Ampera kepada wartawan.
Puisi yang disoal itu dibacakan Sukmawati dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018. Sukmawati diberi kesempatan maju ke panggung dan membacakan Puisi 'Ibu Indonesia' karyanya sendiri. (P.Rang Koto/Detik.com).