• Follow Us On : 
Anak Suka Makan Es Batu? Bisa Jadi Gejala Kekurangan Zat Besi Foto:pixabay/femina

Anak Suka Makan Es Batu? Bisa Jadi Gejala Kekurangan Zat Besi

Rabu, 29 November 2017 - 20:51:52 WIB
Dibaca: 2376 kali 
Loading...

Pekanbaru - Persoalan gizi anak masih jadi pekerjaan rumah yang besar di Indonesia. Salah satunya kekurangan zat gizi mikro, seperti zat besi. Padahal, zat besi berpengaruh besar terhadap kesehatan. Jika kekurangan zat besi anak menjadi lebih rentan menderita anemia.

Kurangnya asupan zat besi dalam tubuh, menyebabkan cadangan zat besi untuk pembentukan sel darah merah berkurang, akibanya kadar hemoglobin (Hb) darah menjadi kurang dari normal. Pada fase awal, penyakit anemia pada anak biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun jika terus berlanjut dan kadar Hb semakin rendah, sehingga menyebabkan kurangnya sel darah merah yang membawa oksigen, menyebabkan tubuh kekurangan pasokan oksigen dan organ tubuh tidak berfungsi dengan baik.
 
Dalam kondisi seperti ini, gejala yang selanjutnya muncul adalah anak menjadi mulai terlihat lemas, lelah, dan lesu. Selain itu, kulit dan kuku tangan terlihat pucat, sesak napas, berat badan tidak naik optimal hingga penurunan berat badan. Anak juga rentan terkena infeksi karena menurunnya sistem kekebalan tubuh.
 
Apalagi jika muncul kemudian perilaku makan yang tidak biasa (yang disebut pica), seperti mengonsumsi es batu, tepung, tanah, rumput, hingga dedaunan. Itu sebabnya perlu disadari bersama bahwa Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada anak akan memberikan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
 
Selain itu, ADB juga berdampak buruk pada otak karena dapat menyebabkan transfer oksigen terhambat sehingga kecepatan antar impuls syaraf terganggu. Akibatnya anak bisa mengalami gangguan perilaku, penurunan konsentrasi dan daya ingat, serta IQ rendah. Proses belajar dan prestasi anak pun akan terganggu.
 
Melihat dampak anemia yang cukup serius pada anak, deteksi dini penyakit anemia ini sangat diperlukan agar masalahnya dapat segera diatasi dengan lebih baik. Dan tentunya membiasakan anak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi akan baik untuk pertumbuhannya.

Menurut  Jansen Ongko MSc, RD, ada banyak pilihan makanan yang tinggi akan zat besi, folat, vitamin B12, dan vitamin C. Semua kandungan zat tersebut dapat mengurangi risiko seseorang menderita anemia.
 
Vitamin B12 bermanfaat untuk melepaskan folat sehingga dapat membantu pembentukan sel darah merah. Vitamin B12 ini bisa didapat dari bahan makanan seperti daging, susu, dan hati. Sedangkan vitamin C penting dikonsumsi penderita AGB karena dapat membantu penyerapan zat besi. Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, apel, jeruk, dan bayam.
 
Sedangkan zat besi, menurut Jansen paling banyak paling banyak terkandung dalam beberapa makanan dan minuman, seperti berikut ini:

Kelompok lauk-pauk

Misalnya: hati, daging sapi, telur, dan ikan sebagai sumber protein hewani yang mudah diserap.

Kelompok zat tepung

Misalnya: gandum, jagung, kentang, ubi jalar, talas, beras merah, dan ketan hitam.

Kelompok sayuran

Misalnya: kacang-kacangan, tahu, dan kacang mete.

Kelompok buah

Misalnya: kurma, apel, jambu, pepaya, belimbing, avokad, nangka, salak, dan srikaya.

Kelompok minuman

Pilih minuman yang memiliki komposisi zat besi dan zink yang tinggi. Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG), kebutuhan ideal anak usia sekolah adalah zat besi 10 mg dan zink 11,2 mg. Komposisi ini bisa dilihat di kolom nutrisi di kemasan minuman. 

Sumber:Femina.co



Loading...

Akses petunjuk7.com Via Mobile m.petunjuk7.com
TULIS KOMENTAR
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Loading...
KABAR POPULER