Facebook "Perang" Terhadap Berita Palsu
Facebook akan mengirimkan artikel-artikel yang potensial berisi berita palsu ke pihak ketiga untuk memeriksa fakta-fakta dan menunjukankan hasil temuan tersebut di bawah postingan aslinya, kata penyedia jejaring sosial terbesar di dunia hari Kamis (4/8). Perusahaan ini sedang memerangi maraknya berita-berita palsu.
Facebook dalam pernyataan yang diunggah di situs webnya mengatakan akan mulai menggunakan perangkat yang bisa mendeteksi berita-berita yang kemungkinan palsu dan mengirimkannya ke pemeriksa fakta. Hasilnya pemeriksaan kemungkin bisa ditampilkan di bawah berita aslinya.
Facebook telah menerima kritikan sebagai salah satu titik utama penyebaran berita-berita palsu yang menurut banyak pihak telah mempengaruhi hasil pemilihan presiden 2016.
Masalah ini juga menjadi topik politik besar di Eropa ketika pemilih di Perancis dibanjiri berita-berita yang tidak benar menjelang pemilihan presiden bulan Mei.
Jerman juga mendukung rencana untuk mengenakan denda kepada jejaring media sosial bila mereka tidak menghapus postingan-postingan yang menyebarkan kebencian menjelang pemilihan bulan September.
Dalam pernyataan terpisah di Jerman hari Kamis, Facebook mengatakan sedang meluncurkan uji coba fitur pemeriksa fakta di Amerika Serikat, Perancis, Belanda dan Jerman.
"Selain dapat melihat berita-berita mana yang dipermasalahkan oleh para pemeriksa fakta, masyarakat ingin lebih banyak konteks untuk mengambil keputusan apa yang mereka baca dan bagikan, " kata Sara Su, manager produk lini berita di Facebook, di blognya.
Ia menambahkan Facebook akan terus melakukan uji coba fitur "artikel terkait’" dan melakukan perubahan untuk lini berita untuk mngurangi berita-berita yang tidak benar. (voaindonesia)