Simak! Tiga Masalah yang Mengancam Kans AC Milan Lolos ke Liga Champions
Petunjuk7.com - AC Milan kalah lagi di Liga Italia. Setelah takluk 2-3 dari Inter Milan (17/3/2019), Il Diavolo menyerah 0-1 dari Sampdoria (30/3/2019).
Untuk pertama kalinya musim ini, AC Milan kalah dua kali beruntun di Liga Italia.
Lebih jauh lagi, terakhir kali AC Milan kalah back-to-back di Liga Italia adalah pada Desember 2017.
Kondisi ini harus diwaspadai oleh AC Milan karena bisa mengancam peluang mereka lolos ke Liga Champions musim depan.
Posisi I Rossoneri di 4 besar klasemen Liga Italia yang sempat aman kini bisa saja diambil alih oleh Atalanta, Lazio, dan AS Roma jika performa mereka terus seperti itu.
Menyimak dua kekalahan beruntun dari Inter Milan dan Sampdoria, ada 3 masalah yang harus segera diselesaikan pelatih AC Milan, Gennaro Gattuso, supaya bisa memperbaiki performa di 9 laga sisa.
1. Tanpa Servis, Krzysztof Piatek Jadi Hantu
Dalam laga melawan Inter Milan dan Sampdoria, striker andalan AC Milan, Krzysztof Piatek, tidak mencetak gol.
Padahal, dalam 7 penampilan sebelumnya sejak berbaju AC Milan setelah dibeli dari Genoa pada bursa transfer Januari, Piatek bisa mencetak 6 gol.
Piatek malah terlihat seperti hantu, nyaris menghilang dari lapangan karena minim berkontribusi.
Di masing-masing pertandingan melawan Inter Milan dan Sampdoria, Piatek hanya membuat satu tembakan!
Tak pelak, servis buat sang striker menjadi permasalahan.
Keteguhan pelatih Gennaro Gattuso untuk terus mengandalkan Suso dan Hakan Calhanoglu pantas dipertanyakan.
Performa dua pemain itu sedang menurun.
Saat menghadapi Inter Milan dan Sampdoria, Suso dan Calhanoglu total hanya membuat 4 peluang dalam 2 pertandingan tersebut.
2. Lucas Biglia Malah Bikin Lini Tengah Berantakan
Kembalinya Lucas Biglia setelah sempat absen karena mengalami cedera tadinya dianggap sebagai tambahan kekuatan buat AC Milan.
Namun, jangan-jangan keberadaan Biglia malah bikin kesolidan lini tengah yang sudah tercapai dengan trio Tiemoue Bakayoko-Lucas Paqueta-Franck Kessie berantakan.
Ide baru Gattuso adalah memainkan Biglia sebagai metronom dengan Bakayoko berada di sampingnya.
Namun, Bakayoko ternyata tampil tidak sebagus jika dia yang berdiri di tengah. Hal ini terlihat saat melawan Sampdoria.
Bakayoko biasanya jago dalam merebut bola dari penguasaan lawan. Ketika melawan Sampdoria, justru dia 9 kali kehilangan bola.
Performanya bahkan lebih buruk dari kombinasi 3 gelandang Sampdoria, yang total hanya 3 kali kehilangan bola.
Jangan lupa Biglia juga mungkin saja sudah memunculkan ketegangan di ruang ganti AC Milan.
Pertengkarannya dengan Franck Kessie membuat nama yang disebut terakhir didenda. Kessie mungkin ngambek dengan keputusan itu.
Dia tidak dimainkan sama sekali melawan Sampdoria, padahal karakter permainannya boleh jadi bisa menolong lini tengah AC Milan yang kelihatan tanpa energi dan ritmenya terlalu lamban.
3. Kehilangan Fokus Tanda-tanda Mulai Jemawa
AC Milan bisa masuk ke 4 besar klasemen Liga Italia setelah sempat mengalami hasil-hasil buruk pada awal musim.
Gattuso dan pasukannya bekerja keras memperbaiki diri. Peningkatan performa Bakayoko dan lini belakang adalah buktinya.
Ditambah bergabungnya Lucas Paqueta dan Krzysztof Piatek pada bursa transfer Januari, AC Milan terlihat bagus.
Gattuso tidak boleh menutup kemungkinan skuatnya kini mulai jemawa, merasa semuanya akan menjadi mudah bagi mereka.
Tanda-tandanya terlihat dari tendensi kehilangan fokus yang dialami AC Milan.
Tim yang sebelumnya hanya kebobolan 3 gol dalam 8 pertandingan sejak Januari 2019 menderita gol saat pertandingan melawan Inter Milan baru berusia 3 menit dan laga kontra Sampdoria malah baru 33 detik.
AC Milan baru bangkit setelah situasinya menjadi sulit. Performa AC Milan dalam dua partai terakhir mengingatkan orang pada I Rossoneri di awal musim.
Dulu AC Milan juga sering kehilangan poin gara-gara kebobolan pada menit-menit awal atau menit-menit terakhir pertandingan.
Sumber:Bolasport.com
Editor:Hap