Cadangan Melimpah, Pemerintah Jamin Tak Impor Gas sampai 2019
Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) memastikan pemerintah belum akan membuka keran impor gas pada tahun 2019 karena masih banyak cadangan gas yang belum terserap (uncomitted cargo) untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dalam dua tahun mendatang.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, peningkatan cadangan gas tersebut tak lepas dari sumur-sumur baru di dalam negeri yang mulai beroperasi.
"Ketika Masela mulai (berproduksi), kita punya uncommitted lebih banyak lagi," ujar Arcandra saat menghadiri Indonesia Gas and LNG Buyers Summit di Hotel Shangri-la Jakarta, Selasa (21/11).
Berdasarkan perhitungan Arcandra, tahun ini terdapat 40 uncomitted cargo. Namun demikian, Arcandra mengungkapkan sebagian besar uncomitted cargo telah terjual ke pembeli. Adapun total uncomitted cargo tahun depan masih dihitung.
Arcandra mengakui pertumbuhan industri gas, terlebih permintaan ekspor dan kebutuhan pipa gas, Liquified Natural Gas (LNG), Liquified Petroleum Gas (LPG), dan suplai listrik yang tengah menjanjikan akan mendongkrak peningkatan serapan gas domestik.
Di sisi lain, beroperasinya sumur produksi baru bakal menambah cadangan gas. Antara lain, lapangan Blok A Aceh dengan cadangan gas 563 miliar kaki kubik (BSCF) yang rencananya akan berproduki pada kuartal IV tahun ini. Kemudian, Lapangan Jambaran Tiung Biru yang rencananya berproduksi pada 2020 sebanyak 127 juta kaki kubik per hari (MMCFD) dan memiliki cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF).
Selanjutnya, proyek kilang Tangguh Train 3 juga mulai beroperasi pada 2020 yang diprediksi menambah pasokan hingga 3,8 juta ton per tahun (MTPA) dan Masela dengan cadangan gas 10,73 TFC yang rencananya mulai berproduksi pada 2026.
Sebagai informasi, pertumbuhan kebutuhan gas sendiri terus meningkat selama periode 2003 hingga 2016, di mana rata-rata pertumbuhannya mencapai 93 persen. Sementara, alokasi domestik terus naik. Per semester I 2017, alokasi gas domestik mencapai 60,4 persen.
Sumber:CNNindonesia.com