Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Jusuf Kalla dijadwalkan menghadiri dua konferensi tingkat tinggi dalam waktu dekat, KTT OKI di Kazakhstan dan sidang umum PBB di New York. Kalla akan membawa isu krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar.
Kalla menjelaskan, KTT OKI di Kazakhstan memang tak berhubungan dengan politik. KTT ini membahas tentang sains dan teknologi. Tetapi, Kalla akan bertemu sejumlah pimpinan negara.
"Saya akan ketemu dengan banyak pemimpin, kita akan juga membicarakan (soal Rohingya) karena Dewan Keamanan (DK) sudah membicarakan," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (5/9) dilansir dari Mediaindonesis.com.
Pemicu krisis kemanusiaan di Rakhine State, menurutnya, tak hanya sebatas agama. Ada beberapa masalah yang kemudian bergabung sehingga menyebabkan pecahnya konflik yang melibatkan etnis Rohingya.
Kalla bercerita, pada 2012, ia tiga kali menginjakkan kaki di Rakhine State, Myanmar. Saat itu, Kalla datang sebagai Ketua Palang Merah Indonesia.
"Ada beberapa masalah, ada masalah sejarah, politik juga, ekonomi, masalah agama pasti ada juga," jelas Kalla.
Masalah sejarah berkaitan dengan penjajahan yang dilakukan Inggris di Myanmar. Karena kekurangan tenaga kerja, tentara Inggris mendatangkan pekerja dari negara jajahan mereka yang lain, hingga akhirnya para pekerja menetap tinggal di sana.
Sedangkan dari sisi politik masalah dipicu karena perebutan suara oleh politikus setempat. "Pimpinan (politikus) di situ butuh konstituen, konstituen tentu masyarakat secara lebih banyaknya Budha," jelas Kalla.
Kalla menegaskan, permasalahan di Rakhine State tak murni berhubungan dengan agama. Karena, beberapa kota di Myanmar juga terkenal memiliki penduduk muslim yang ramai. Kalla mencontohkan Yangoon yang memiliki sekitar 100 bangunan masjid. (Mediaindonesia.com)