• Follow Us On : 
Pendiri Facebook 'Sindir' Presiden Amerika Serikat Mark Zuckerberg. Foto:bbcindonesia

Tewasnya Pagiat HAM

Pendiri Facebook 'Sindir' Presiden Amerika Serikat

Sabtu, 19 Agustus 2017 - 00:39:59 WIB
Dibaca: 1979 kali 
Loading...

Bos raksasa media sosial Facebook atau pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, menegaskan bahwa 'kita tidak terlahir untuk saling membenci, kita tak terlahir dengan pandangan ekstrem seperti itu'.

Pernyataan tersebut ia unggah di halaman Facebooknya setelah insiden di Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat, yang menewaskan seorang pegiat hak asasi manusia, ketika seorang laki-laki menabrakkan kendaraannya ke kelompok yang menentang aksi unjuk rasa oleh kelompok supremasi kulit putih.

Beberapa lainnya mengalami luka-luka.
Dalam insiden ini, Presiden Trump menyalahkan kedua belah pihak, pandangan yang dikecam banyak kalangan, baik di dalam maupun di luar negeri.

Mereka yang mengecam Presiden Trump antara lain adalah bos Apple, Tim Cook, yang mengatakan dirinya tidak setuju dengan 'penyamaan secara moral' antara supremasi kulit putih dan pihak-pihak lain lain yang menentang kelompok tersebut.

"Saya tidak setuju dengan pandangan Presiden dan pihak-pihak yang meyakini ada persamaan moral antara supremasi kulit putih, Nazi dan orang-orang yang menentang mereka, orang-orang yang menentang mereka karena alasan hak asasi manusia," kata Cook dalam email yang dikirim kepada seluruh karyawan Apple.

"Menyamakan keduanya tidak sesuai dengan ideologi Amerika," tambah Cook.

Bos Facebook mengatakan debat adalah bagian dari komunitas yang sehat. Namun jika ada seseorang yang mencoba membungkam atau menyerang pihak lain berdasarkan siapa mereka atau keyakinan mereka, itu menyakitkan dan tak bisa diterima, kata Zuckerberg.

"Tak ada tempat untuk kebencian di komunitas kita. Itu makanya kita selalu mencabut posting yang mempromosikan atau merayakan kejahatan kebencian atau tidak terorisme, termasuk apa yang terjadi di Charlottesville," tulis Zuckerberg.

Rasisme dan keberagaman menjadi fokus pembicaraan di Amerika Serikat setelah insiden di Charlottesville.

Pendahulu Trump, Barack Obama menulis pesan antirasisme dan memecahkan rekor sebagai cuitan yang paling banyak disuka dalam sejarah.

Obama mengutip pernyataan tokoh Afrika Selatan, Nelson Mandela, yang menyebutkan 'tak satu orang pun lahir dengan membenci orang lain karena warna kulit, latar belakang, atau agamanya'.

Hingga Jumat (18/08), cuitan itu disuka oleh 4,3 juta pengguna media sosial dan dibagikan lebih dari 1,6 juta kali.

Kekecewaan tokoh-tokoh bisnis di AS terkait respons Presiden Trump atas insiden di Virgina, membuat beberapa di antaranya mundur dari dua dewan bisnis kepresidenan.Dua dewan tersebut sekarang dibubarkan. (bbcindonesia)



Loading...

Akses petunjuk7.com Via Mobile m.petunjuk7.com
TULIS KOMENTAR
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Loading...
KABAR POPULER