Petunjuk7.com - Para Petani padi, jagung dan tanaman lainnya di Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara mengaku akan terancam gagal panen, lantaran imbas dari semakin langkanya pupuk subsidi.
"Benar, kami sangat heran kenapa pupuk subsidi langka, dan susah diperoleh. Sedangkan pupuk non subsidi, mahal harganya cukup tinggi," kata Ketua Kelompok Tani yang mengaku marga Ginting dari Kecamatan Laubaleng dan Mardingding, Kabanjahe Karo, kepada wartawan, Senin (3/02/2020).
Menurutnya, sebagian para petani, saat ini ada yang tidak menggunakan pupuk merek urea. Sebab, harga pupuk nonsubsidi cukup tinggi yang harga harganya mencapai Rp 280ribu/karung.
Karena, ungkapnya, jika dibandingkan harga pupuk subsidi jauh lebih murah yang harganya memcapai Rp 105.000 sampai Rp 115.000/ karung.
"Petani tidak sanggup membeli pupuk nonsubsidi karena harganya yang tinggi. Sementara tanaman jagung, contohnya minimal harus dipupuk dua kali. Saat ini banyak petani hanya memupuk satu kali," bebernya.
Ia menyatakan jika kondisi ini terus terjadi, maka petani akan terancam gagal panen atau produksinya berkurang pada Februari dan Maret mendatang.
"Jika pakai pupuk satu haktare tanaman jagung bisa menghasilkan 6,7 ton. Jika tidak pakai pupuk bisa gagal panen. Meskipun satu kali pupuk akan turun produksinya 1,5 sampai 2 ton per hektare," jelasnya.
Ia mengaku heran kenapa pupuk subsidi langka di Kabupaten Karo . Padahal, tuturnya, kelompok tani selalu membuat Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) setiap tahun.
"Kami berharap pupuk subsidi segera ada untuk tanaman. Untuk kelompok tani kami saja ada sekitar 150 hektare tanaman yang terancam gagal panen," ujarnya.
Senada Ginting, di tempat terpisah, seorang petani tanaman muda yang bermukim di Desa Tangkulen, Kecamatan Berastagi yang bernama Risma Ginting kepada wartawan di perladangnya, mengatakan, "entah kapan lagi pun di pupuk tanamanku ini, sementara sudah hampir 2 bulan umurnya kol ku ini tapi belum juga di pancing oleh pupuk bersubsidi jenis ZA, karena pupuk bersubsidi jenis garam ini, cocok kali ditabur pada saat umur kol kita jalan 2 bulan, apalagi musim kemarau begini," katanya.
Saat dianya soal pupuk non subsisdi tersebut, Risma menjawab.
"Memang pupuk non subsidi ada, tapi harganya pun mencekik leher. Orang harganya pun hampir dua kali lipat di banding dengan pupuk bersubsidi. Sementara harga kol pun 800 perak cuma," katanya
"Jadi harapan saya kepada Pemerintah Kabupaten Karo kuhsusnya kepada Dinas Pertanian Kabupaten Karo agar segera melihat ke distributor atau ke gudang Pupuk bersubsidi atau memang kosong pupuk tersebut atau di timbun," tambahnya
Untuk itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Metehsa Purba saat dikonfirmasi, kepada wartawan Senin (3/2/2020), mengatakan, bahwa pendistribusian pupuk bersubsidi tidak ada lagi hambatan.
"Kalau masalah pupuk ada di gudang atau tidak, pupuk tersebut banyak , untuk penyaluran kepada petani tidak ada lagi kendalanya," katanya.
"Hari Kamis kemarin pun sudah juga kira rapatkan sama pihak distributor agar penyaluran pupuk tersebut kepada pengencer resmi kalau bisa jangan di terlambat . Mungkin RDKK kelompok tani belum di serahkan pengencer resmi ke distributor maja belum di salurkan disributor," kata Kepala Dinas Pertanian Karo..
Laporan: KS