Petunjuk7.com - Bupati Karo Terkelin Brahmana SH meninjau pembangunan taman Geopark Kaldera Toba dan kios kuliner yang dibangun oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tongging, Kecamatan Merek, Selasa (13/11/2018).
Dalam kesempatan ini, Bupati Karo didampingi oleh Kepala Bappeda Karo Ir. Nasib Sianturi M.Si dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo Ir. Mulia Barus M.Si. Untuk diketahui, pembangunan taman Geopark Kaldera Toba yang direklamasi dan kios kuliner ini, menyerap anggaran sebesar Rp 3 miliar yang berasal dari APBN Pusat. Meski demikian, proyek ini terancam gagal karena mendapat penolakan dari segelintir masyarakat.
Berdasarkan keterangan Bupati Karo, sosialisasi yang dilakukan oleh Pemkab Karo melalui Camat Merek, Kapolsek Tigapanah dan Koramil Merek dalam rencana kedua pembangunan tersebut sebelumnya, telah disetujui oleh warga. Namun, saat dimulainya pembangunan tersebut, warga menyatakan keberatan.
Menurutnya, Ditjen Cipta Karya Kemen PUPR awalnya bersedia menguncurkan dana ke Karo khususnya Tongging. Hal ini dikarenakan adanya surat pernyataan seluruh pemilik kios di tepi danau yang bersedia dilakukan pembangunan disertai surat pernyataan tidak keberatan.
“Dari informasi yang kita terima dari Camat Merek, hanya tiga kios yang dapat dilaksanakan pembangunannya. Ketiga pemilik kios menyetujui pembangunan tersebut, selebihnya tetap menolak. Padahal pembangunan kios kuliner ini sekaligus untuk mempercanti dan menata wajah DTW Tongging,” keluhnya.
Dijelaskan, pemerintah tidak berniat untuk merugikan warga dalam mendongkrak perkembangan kemajuan ekonomi daya saing. Malah, kata dia, dengan adanya rencana pembangunan yang seiring dengan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di seputaran Danau Toba, justru meningkatkan kesejahteraan warga di Karo khususnya di Tongging.
Sementara, Kepala Bappeda Karo Ir. Nasib Sianturi M.Si menjelaskan, konsep pembangunan kios kuliner diatas danau setelah dilakukan reklamasi (ditembok dan di cor) baru dibangun. Pekerjaannya langsung ditangani oleh Ditjen Cipta Karya Kemen PUPR bukan Pemkab Karo.
“Padahal Bupati Karo sangat agresif melobi anggaran ke pemerintah pusat hingga akhirnya anggaran itu turun. Tidak mudah melobi anggaran itu ke pusat, karena banyak daerah yang menginginkan anggaran dari pusat untuk pembangunan daerahnya,” jelas Sianturi.
Disampaikan, pihaknya sangat berharap dukungan warga atas pembangunan tersebut, sehingga tahun depan anggaran untuk pembangunan berbasis prasarana wisata di Tongging bisa meningkat.
“Bahkan, untuk tahun depan sudah kita rencanakan untuk pembangunan dermaga Tongging dan pelebaran jalan di sejumlah titik menuju Tongging. Tapi dengan adanya penolakan ini, tentu sangat berpengaruh. Otomatis citra kita di pusat sedikit dipertanyakan,” kecamnya.
Seperti diketahui, pembangunan kios kuliner dengan lebar kedalam danau yang di reklamasi berkisar 8-10 meter dan bangunan sebanyak 12 kios untuk tahap pertama dengan anggaran sebesar Rp 3 miliar. (Sangap.S/rls).