Petunjuk7.com - Keluarga mendiang Presiden Soeharto turut menanggapi beredarnya video dugaan pelanggaran HAM di masa orde baru yang dibuat oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Tanggapan disampaikan oleh putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Indra Rukmana (Mbak Tutut).
Menurutnya, adanya video itu menunjukkan bahwa si pembuat tidak percaya diri. Sehingga kemudian orang lain dijadikan sesuatu untuk mereka maju.
"Ada partai mau bilang apa saja terserah mereka. Mungkin mereka nggak percaya diri jadi orang lain dijadikan sesuatu untuk maju tapi Bapak selalu ingatkan kami untuk sabar, karena Tuhan tidak tidur," ujar Tutut kepada wartawan di jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/6).
Apalagi, lanjut Tutut, saat ini masyarakat sudah pandai untuk menilai mana yang betul dan mana yang tidak. "Kami tidak akan komentar apa-apa, terserah partai masing-masing," kata dia.
Keluarga Cendana menanggapi video dengan hashtag #Mei98JanganLagi yang khusus diproduksi PSI untuk mengenang 20 Tahun Reformasi di bulan Mei.
Sepanjang Mei 2018, PSI setiap hari mengunggah video 1 menit tentang berbagai praktek kotor di masa Orde Baru: pelanggaran HAM, Daerah Operasi Militer, penindasan umat Islam, penculikan aktivis, KKN, pemberangusan pers dan kebebasan berekspresi, BPPC, dan sebagainya.
PSI sebelumnya menegaskan tidak akan menarik video tersebut. PSI juga merasa tidak perlu meminta maaf atas video itu.
"Kami tidak merasa perlu meminta maaf dan menarik video tersebut," ujar Ketua Tim Komunikasi PSI Andy Budiman, Minggu (3/3).
Sumber:Detik.com