Petunjuk7.com - Lebih dari dua ribu massa yang berasal dari empat desa yakni: Desa Cipang Kanan, Cipang Kiri Hulu, Cipang Kiri Hilir dan Tibawan, Kecamatan Rokan IV Koto melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Rokan Hulu (Rohul) di Komplek Bina Praja Pasir Pengaraian, Senin (23/4/2018) sore.
Ribuan massa yang didominasi kaum wanita itu terlihat mamadati pagar di seputaran kantor pemerintahan, sambil membentangkan sebuah spanduk bertuliskan; meminta kepada Bupati Rohul agar menolak pembangunan bendungan Rokan Kiri.
Pasalnya, mereka menilai pembangunan bendungan itu bakal menyengsarakan rakyat, sebab jika itu terjadi kampung atau desa mereka akan di tenggelamkan.
Tampak isak tangis para wanita paruh baya mengiringi aksi damai itu, mereka tak kuasa membayangkan jika desa tempat mereka dilahirkan dan telah dihuni hampir 100 tahun silam, harus ditenggelamkan dengan alasan untuk memenuhi pasokan listrik.
“Kami ndak nio do, desa kami di tonggolomkan titik. itu kampuang kami, ratusan tahun kami disana kok enak mau ditenggalamkan” sebut seorang ibu, yang mengikuti aksi unjuk rasa.
Seperti diketahui, bendungan Rokan Kiri ini merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN), untuk mengatasi persoalan listrik di Provinsi Riau. Lokasi pembangunan proyek tersebut nantinya akan dipusatkan di 4 desa Kecamatan Rokan IV Koto.
Ribuan pengunjuk rasa berusaha masuk ke kantor Bupati Rohul, untuk bertemu kepala daerah.
Namun, upaya pengunjuk rasa tersebut terhalang pagar betis petugas keamanan dari kepolisian dan Satpol PP yang sudah siap berjaga di depan pagar.
Setelah menunggu cukup lama, ribuan pengunjuk rasa akhirnya dipersilahkan masuk ke kantor bupati dan ditemui langsung oleh bupati rokan hulu H. Sukiman yang didampingi Kepala Bappeda Rohul Nifzar, dan camat Rokan IV Koto M.Abror.
Dalam Orasinya, Koordinator Aksi Rio Andri mengatakan, pembangunan Waduk serba guna Rokan Kiri, di Kecamatan Rokan IV Koto merupakan bentuk penjajahan yang dilakukan pemerintah kepada rakyat.
Dikatakan Rio, dengan alasan memenuhi energi listrik nasional, Pemerintah tega menenggalamkan permukiman Warga desa cipang kiri hulu, cipang kanan, tibawan, dan cipang kiri hilir yang telah di huni beratus-ratus tahun.
"Rohul sekarang keadaanya sudah terjajah. megapa demikian, hari ini rokan hulu dalam kedanana musibah besar, karena di desa kami desa cipang kiri hulu, cipang kanan, tibawan, dan cipang kiri hilir akan dibangunya waduk rokan kiri akan tenggalam, apakah kita diam," tegas nya yang disambut tidak oleh ribuan warga lainya.
Untuk itu, pengunjuk rasa meminta, pernyataan tertulis dari bupati rokan hulu H. Sukiman, agar memberikan rekomendasikan kepada pemeirntah pusat, bahwa pemkab rohul bersama masyarakat, menolak pembangunan waduk serba guna rokan kiri.
“Kami minta kepada Pak Bupati, membuat pernyataan tertulis menolak pembangunan Waduk Rokan Kiri ini, karena kami warga secara bulat menolak pemabngunan waduk ini.” Ucap Rio.
Menanggapi permintaan masyarakat tersebut, Bupati Sukiman meminta masyarakat dapat membuat surat penolakan resmi terhadap pembangunan waduk tersebut secara tertulis mulai dari pemrintah desa, camat hingga ke bupati.
“Jika surat penolakan rencana pembangunan waduk tersebut, sudah diajukan dan sudah berada di meja saya, saya siap untuk menandatanganinya untuk ditindaklanjuti ke pemprov riau dan pemerintah pusat” kata Sukiman.
Aksi unjuk rasa warga 4 desa di kecamatan Rokan IV koto ini, mendapat pengawalan ketat dari ratusan aparat kepolisian dan satpol pp rohul. jika tuntutan mereka tidak dipenuhi warga mengancam untuk menginap di kantor bupati, hingga tuntutan mereka dikabulkan. (FG/MCR).