Petunjuk7.com - Sudah sejak lama kebutuhan kurma di Indonesia diimpor langsung dari negara-negara Arab. Indonesia sendiri menghabiskan ratusan miliar tiap tahunnya untuk mendatangkan kurma bagi kebutuhan masyarakat.
Melihat peluang tersebut, Asosiasi Kurma Indonesia atau Indonesia Date Palm Association (IDPA) melihat peluang ini bisa juga diambil oleh masyarakat lokal. Asosiasi tersebut mulai gencar mempromosikan gerakan untuk menanam kurma di Indoesia.
Pada Sabtu (21/4/2018) ini IDPA pun mengadakan Seminar Nasional bagi penggiat kurma di Indonesia. Seminar ini merupakan rangkaian dari Festival Kurma Indonesia yang tahun ini dipusatkan di Pekanbaru.
"Kita lihat minat kurma di Riau ini sangat tinggi. Apalagi sudah ada beberapa kurma yang ditanam oleh masyarakat yang berbuah," ujar pengurus IDPA Pusat, Alwi Rahmatullah.
Alwi mengatakan bahwa IDPA sendiri saat ini melakukan promosi tidak hanya sebatas bisnis, namun juga edukasi. IDPA sendiri juga sudah mempelajari tetang perkebunan kurma di luar negara-negara Arab. "Seperti di Thailand saja, yang bukan mayoriras Islam kebun kurmanya sudah banyak," katanya.
"Makanya dalam seminar ini kita datangkan Profesor di Bidang Kurma, Prof Dr Abdul Basit Oudah Alimam untuk membagikan ilmunya soal teknis berkebun kurma di luar Arab kepada seluruh peserta," papar Alwi.
Alwi menjelaskan bahwa kurma yang dibudidayakan di Indonesia berbeda dengan di Arab. Karena suhu di Indonesia tidak sepanas daerah asalnya, panen kurma dilakukan saat masih muda. Namun demikian kurma tersebut tetap sudah bisa dikonsumsi.
Pantia Daerah Festival Kurma Indonesia, Sugeng Khairudin mengatakan peluang Riau dalam mengembangkan kurma cukup besar. Seperti di beberapa tanaman kurma di Pekanbaru, seperti di Masjid Annur dan di Hang Tuah, sudah ada yang berbuah dengan perawatan yang relatif minim.
"Jadi di Riau kurma ini berpeluang besar, apalagi masih banyak lahan yang terbengkalai," sebut Sugeng.
Masyarakat pun kata Sugeng juga bisa belajar menanam kurma secara otodidak. Seperti dengan menyemai biji kurma yang dimilikinya, dan menanam bibitnya saat sudah tumbuh. "Selain itu kita juga menyediakan bibit yang sudah siap tanam," katanya.
Sugeng sendiri berharap lewat Festival Kurma ini, semakin banyak masyarakat yang gemar menanam kurma, terutama di Riau.
"Paling tidak dari 100 persen kebutuhan kurma, 20 persen bisa didapat di perkebunan lokal," tutupnya. (FG/MCR).