Petunjuk7.com - Untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada titik nadir yakni; 5.02 persen (%), tentu masih kalah dibandingkan pada era SBY yang jumlahnya; 6,7 persen.
Sehingga, mau tidak mau Presiden Jokowi harus segera mereshuffle paling tidak 4-7 menterinya; Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Menteri Perdagangan, Menko Perekonomian sekaligus Direktur Bank Indonesia.
Demikian dikatakan Pengamat Kebijakan Publik Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie kepada wartawan melalui siaran pers di kantor IPI Patra Jasa Tower, Lt 2 Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (21/4).
Jerry menilai, sejak mereka dilantik Jokowi, menteri-menteri ini belum menunjukan good perform yang baik.
"Bagi saya mereka tidak grand design yang jelas dan master plan (long term, mid term and short term goal) yang jelas untuk mengangkat ekonomi Indonesia. Coba lihat saja dalam 3 tahun hutang Indonesia bertambah Rp 1265 Triliun dan total utang Indonesia mencapai 356,2 miliar dollar AS atau sekitar RP 4.897 triliun," kata Jerry.
Dirinya pun bingung saat Menteri Keuangan meraih penghargaan salah satu menteri terbaik di dunia. Barangkali tegas Jerry, dia menteri terbaik lantaran jago utang.
Begitu pula di BUMN perlu direformasi pasalnya selama ini bukan untung tapi buntung.
Jerry pun menyoroti para relawan yang bukan expert di bidangnya yang ditempatkan di BUMN.
Lantaran menurut Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, sebanyak 25 Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kerugian pada triwulan pertama 2017 senilai Rp 3,8 triliun.
Sementara tuturnya, neraca perdagangan tercatat sepanjang Januari-Desember 2017 mengalami surplus US$ 11,84 miliar.
Surplus neraca perdagangan ini terus dialami sejak 2015. Total ekspor di 2017 tercatat sebesar US$ 168,728 miliar dengan impor US$ 156,893 miliar.
Menurut laporan BPS, ekspor pada Desember 2017 juga tercatat mengalami penurunan 3,45% dibandingkan November 2017 dengan komposisi 90% non migas dan 10% migas.
Sedangkan ekspor migas November 2017 ke Desember 2017 naik 17,96% dan non migas turun 5,41% di sektor pertanian dan industri pengolahan.
"Ini ekspor Desember 2017 alami turun 3,45%, karena ekspor non migas yang turun. Kalau YoY desember 2017 ke 2016 masih bagus yaitu tumbuh 6,93%," katanya.
Yang memprihatikan lagi sebut Jerry, lantaran tak menentunya global market (pasar global) hingga nilai tukar dollar terhadap rupiah terus melemah Rp 13. 700 pada 2017 nilai tukar rupiah Rp 13.400, dan 2016 (Rp 13.474).
Selain itu Jokowi harus mengganti 3 menteri ini yakni, Menlu, Menteri PU dan Menteri Perikanan dan Kelautan.
Pasalnya ujar Jerry dalam 9 bulan terakhir ada 16 proyek jalan tol dan jembatan ambruk.
"Guna apa mengangkat menteri tanpa prestasi, jangan angkat menteri bukan pada bidangnya seperti Ignatius Jonan ESDM bukan spesialisasinya kan ada pakar ESDM Dr Kurtubi. Bahkan Luhut bukan ahlinya di Menko Kemaritiman.
"Harus right man dan right place bukan wrong man dan wrong place," kata Jerry.
Lebih aneh ujar Jerry, Indonesia merupakan negara perairan terbesar di dunia. Akan tetapi ekspor perikanan justru jeblok 5% tahun ini.
"Menteri Susi hanya fokus menenggelamkan dan membakar kapal asing. Bukan hanya itu kerjaannya," sebutnya.
Ditambahkan Jerry, data KKP, volume ekspor produk perikanan selama Januari-September 2017 sebanyak 748.850 ton, lebih sedikit dibandingkan dengan realisasi pengapalan periode sama tahun lalu 787.940 ton.
" Kinerja itu sekaligus yang terendah sejak 2012," tutupnya. (Rilis).