Paslon Gubri

Wawancara Usai Sholat: Ini Alasan Edy Natar Nasution Memilih Berpasangan dengan Syamsuar

Pekanbaru - Halaman parkir Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru saat akan sholat zuhur, Senin (16/1) tidak begitu ramai, yang ada memarkir sebagian kendaraan roda dua maupun lebih.

Suara sholat zuhur berkumandang. Tampak, langkah kaki seorang pria menggunakan baju dinas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menuju Mushalla Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru bersama dua anggota TNI AD yang mengawal pria tersebut dan ikut sholat juga.

Nah, sekitar lima belas menit sang pria keluar dari Mushalla. Tetapi saat akan keluar, dia memberikan senyuman hangat dan ramah.

Memang didalam Mushalla, ada juga petugas Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru menunaikan ibadah sholat. Lantas, petugas Dinas Perhubungan berfoto dengan pria tersebut yang datang ke Mushalla dengan menggunakan sendal jepit. Yah, terlihat sederhana.


Jadi siapa pria tersebut? Pria tersebut adalah Komandan Ressort Militer (Korem) 013 Wira Bima Brigjen Edy Natar Nasution, S.IP. Tentu namanya kini 'kental' dikenal publik.

Apalagi, saat ini masih memegang jabatan Korem. Selain itu, ikut 'bertarung' dalam pesta demokrasi menuju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Riau 2018.

Edy Natar Nasution saat ini menjadi Calon Wakil Gubernur Riau (Wagubri) yang berpasangan dengan Bupati Kabupaten Siak, Syamsuar sebagai Calon Gubernur Riau.

Begini tanggapan Bapak Edy Natar Nasution yang akan maju memgikuti Pilkada Provinsi Riau, dan alasannya memilih Syamsuar sebagai Pasangan Calon (Paslon) Gubernur Riau (Gubri). Berikut petikan wawancara kepada www.petunjuk7.com, Senin (16/1) usai sholat zuhur di halaman parkir Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru.

Apa kabar Pak?

"Baik."

Harapan Bapak untuk Pilkada Riau?

"Harapan saya tertib aman dan lancar. Supaya situasi kondusif."

Apa yang memotivasi Bapak ikut dalam Pilkada Riau dan memilih berpasangan dengan Bapak Syamsuar?

"Saya bilang dibeberbagai media. Saya sengaja memilih pasangan Pak Syamsuar. Pilihan pasangan Pak Syamsuar bukan tampa dasar. Tetapi ada Parameter - parameter yang saya lihat, dan saya setuju dengan apa yang dia lakukan selama ini. Yang pertama, Pak Syamsuar itu enam tahun, kepemimpinan di siak, dia meraih opini tentang laporan keuangan yang dilaporkan BPK itu (WTP). Artinya, tingkat ketertiban keuangan itu luar biasa. Saya.tidak menemukan ditempat lain, seperti itu. Itu salah satu penilaian. Yang kedua saya lihat, penghaargaan yang beliau dapatkan itu luar biasa banyak sekali. Selain penghargaan itu, tahun 2017 aja, ada 24 penghaargaan yang beliau raih. Itu sesuatu prestasi yang yang luar biasa juga. Yang ketiga saya lihat, beliau sudah menerapkan sistim online untuk segala macam pengurusan adminsitrasi di Kabupaten Siak . Dan Ini sangat membantu masyarakat. Dan efesiensi juga menjadi lebih efesiensi dan ekonimis. Ini kan alat ukur. Kemudian yang saya lihat juga, dalam sepuluh tahun, dalam kepemimpinan beliau dengan orang kedua beliau itu relatif solid. Kita lihat ditempat lain, ada yang empat bulan pecah, ada yang lima bulan pecah. Lihat saja didaerah yang lain.
Beliau bisa solid dalam dua periode kepemimpinan. Kalau ukuran militer itu, parameter ukuran kualitas seorang pemimpin. Jadi bagaimana dia bisa memimpin, sedangkan sama orang dua saja tidak cocok. Apalagi saya lihat beliau figur sebagai penganut muslim sudah masuk Masjid."

Secara humanis?

"Cukup baik. Beliau orangnya santai, serius. Kalem. Berbeda dengan saya. Kalau saya blak blakan modelnya. Saya pikir, saya cocok mendampingi beliau. Saya orangnya langsung saja. Kalau gk ada yang pas itu, kita sampaikan. Islam juga mengajarkan itu. Kalau ada kemungkaran, kita sampaikan."

Terima Kasih Bapak...

"Sama - sama."

(Hap)