Proses pembangunan yang maju harus bersama - sama membangun ditengah masyarakat heterogen yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Melalui IWBR memberikan sumbangsih terhadap Riau sebutan Bumi Lancang Kuning.
Pekanbaru - Dalam rangka membangun tali persaudaraan, tali silaturahmi untuk kebersamaan khususnya wartawan suku Batak di Propinsi Riau, membentuk wadah. Adapun wadah tersebut diberi nama Ikatan Wartawan Batak Riau (IWBR), Sabtu , (7/10) di Kota Pekanbaru.
Kehadirannya, atas setelah terciptanya koordinasi yang dilakukan oleh tiga penggagas Ikatan Wartawan Batak Riau (IWBR) kepada semua pihak dan akhirnya dibentuk susunan pengurus IWBR periode 2017-2022.
Tidak lain, sebagai wartawan suku Batak di Riau yang merupakan bagian dari suku bangsa Indonesia, yang berlandaskan Pancasila dan Undang - undang (UUD) 1945, sehingga penting untuk membangun dan membentuk wadah guna perekat dan pengikat persatuan, untuk meregenerasikan kesolidan dan budaya Batak khususnya melalui gerakan sosial yang diprakarsai oleh para jurnalis suku Batak di Riau.
Namun, sempat menjadi sebuah perdebatan diantara para anggota dan wartawan Batak lainnya, karena ada anggapan bahwa wadah dibentuk yang berbasis kesukuan ini dianggap mengerdilkan dunia wartawan atau lingkup kinerja jurnalistik itu sendiri. Apalagi soal independen.
Tentu, anggapan IWBR tidak seperti yang diperspektifkan oleh sebagian rekan wartawan tersebut. Karena tujuan IWBR justru ingin membangun hubungan yang intens dan komunikatif, keakraban dan bersifat sosial diantara wartawan bersuku Batak Riau secara nasional.
Wadah IWBR ini sesungguhnya bukan tanpa alasan, sebab semua kalangan wartawan batak Riau saat ini tentu dapat merasakan betapa 'dinginnya' komunikasi dan hubungan sosial yang terjadi diantara wartawan suku Batak.
Misal, cukup banyak wartawan Batak kadang mengalami permasalahan sosial, seperti sakit, meninggal, atau yang lainnya dan kurang mendapatkan perhatian.
Karena IWBR yang berbentuknya sosial dari rekan sejawat khususnya di Pekanbaru provinsi Riau, yang menjadi dasar berdirinya IWBR.
Selain itu, IWBR merupakan salah satu organisasi kewartawanan yang berbasis ke sukuan, dan mungkin satu-satunya sampai saat ini. Artinya IWBR merupakan yang pertama hadir menerbitkan nama suku.
Sehingga menjadi motivasi sesama suku yang lainnya. Tentu IWBR juga bersifat independen, tidak terikat dengan organisasi mana pun, termasuk organisasi yang bersifat kesukuan seperti Ikatan Keluarga Batak Riau atau yang lain.
Demikian juga IWBR tidak beraliansi terhadap partai politik manapun di Riau, namun IWBR akan melakukan karya jurnalistiknya sesuai dengan kode etik jurnalistik.
Untuk itu, dengan terbentuknya wadah ini diharapkan kepada seluruh masyarakat Batak di Riau, khususnya wartawan Batak Riau yang tergabung ke organisasi ini, agar kiranya dapat mendukung dan memberi motivasi untuk tercapainya tujuan IWBR sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Susunan pengurus yang telah disusun dan ditetapkan ini akan mengadakan koordinasi langsung dengan para pengurus.
"Kami belum dapat menghadirkan langsung semua anggota yang telah tergabung kedalam group WA organisasi. Di group WA organisasi, kami berikan kesempatan Untuk berpartisipasi mendaftar sebagai anggota kepengurusan periode 2017-2022, langsung dikirim ke group WA organisasi," imbau penggagas IWBR Feri Sibarani.
Kepala Perwakilan Surat Kabar Aktual di Riau ini menjelaskan, untuk acara deklarasi yang rencananya akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
"Nantinya akan diberitahukan melalui group WA organisasi. Sebagai bentuk solidaritas kita di wadah IWBR, kami dari pengurus Pusat IWBR menyampaikan agar semua anggota yang telah tergabung dimohon memberikan masukan-masukan positif dan informasi lain yang terkait keberadaan orang Batak, dan hal-hal yang terjadi dan layak dipublikasikan dalam rangka menyoroti kehidupan orang Batak," sebut Feri.
Feri berharap semoga dengan terbentuknya susunan pengurus IWBR ini, terpenuhilah apa yang masih kurang, khususnya dalam hal silaturahmi antar suku Batak yang menggeluti dunia wartawan.
"Mungkin masih terdapat banyak perbedaan perspektif diantara kita, tetapi perbedaan bukanlah penghalang, melainkan menjadi kekayaan kasanah buat kita untuk melanjutkan perjuangan budaya Batak yang secara tidak sadar, sudah semakin tergerus akibat zaman dan arus globalisasi," tandas Ferri.
Senada Feri, Risma Br Hutagalung menyambut baik atas terbentuknya IWBR." Didalam perbedaan kita solid," cetusnya usai rapat membentuk IWBR, Sabtu (7/10).
Sosok wanita yang mengenakan jilbab ini mengatakan, sebagai wanita Batak melalui IWBR membangun solidaritas sesama wartawan Batak dan sesama sesama dengan yang lainnya. (Rij/rls)
Salam dari Pengurus IWBR :
Ketua Umum IWBR : Feri Sibarani, STP
Sekretaris : Edwar Pasaribu, S.Pd. SH.
Bendahara : Ari Hutasoit.