Jaminan Kesehatan Nasional Tantangan Bagi Rumah Sakit, Ini Penjelasannya
Jakarta -- Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Drg Susi Setiawaty mengatakan, era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi tantangan tersendiri bagi rumah sakit terutama rumah sakit swasta.
"Beberapa strategi harus dilakukan guna meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Rumah sakit smart, safety, ramah, aman, bermutu, harus memiliki sarana prasarana yang mendukung serta menerapkan operasional yang efektif dan efisien," kata Susi dalam keterangan persnya, Selasa, (29/8) sesuai rilis Republika.co.
Target pemerintah untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada 2019 perlu dipersiapkan sejak dini oleh rumah sakit yang ada. Selain bergabung dengan BPJS Kesehatan, rumah sakit harus meningkatkan mutu layanan sehingga menjadi pilihan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.
Guna menjadi rumah sakit pilihan itu tidak mudah. Dibutuhkan komitmen semua pihak baik pimpinan rumah sakit, staf maupun tenaga medis.
"Rumah sakit swasta tidak wajib ikut BPJS Kesehatan. Namun jika semua penduduk sudah masuk dalam sistem JKN tentu bergabung dalam BPJS Kesehatan tidak bisa dihindari," ujarnya.
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Kuntjoro mengatakan, tantangan yang dihadapi rumah sakit pada era JKN cukup banyak. Salah satunya rumah sakit harus efisien.
Efisien antara lain dalam hal pengadaan obat. Rumah sakit kalau perlu membeli obat dengan sistem fast moving sehingga tak perlub punya gudang obat.
"Hal lain yang bisa diefisiensikan antara lain listrik, air, pembelian obat dan sebagainya. Namun perlu digarisbawahi kalau era JKN bukan berarti menurunkan kualitas layanan," katanya. (republika)