Polisi Menetapkan Bos MNC Group Tersangka
Jakarta -- Mabes Polri telah menetapkan Hary Tanoesoedibjo sebagai tersangka kasus pesan kaleng. Hal itu dikeluarkan dengan dikeluarkannya surat perintah dimulainya penyidikan terhadap CEO MNC Group itu "Iya benar, SPDP sudah diterbitkan, sebagai tersangka," tegas Karopenmas Polri Brigadir Jenderal Polisi Rikwanto, Jumat (23/6).
Menurut Rikwanto, SPDP itu diterbitkan, Rabu (20/6) lalu. Selanjutnya, Hary Tanoe akan diagendakan untuk menjalani pemeriksaan sebagai tersangka, bulan Juli mendatang. "Sejak dua hari lalu. Habis lebaran, awal Juli ini sudah ada rencana (pemeriksaan)," kata Rikwanto.
Sebelumnya, Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung Noor Rachmad mengatakan telah menerima SPDP atas kasus pesan kaleng yang menyeret HT. "Tanggal 15 Februari 2016, SPDP sebagai terlapor. Belum ada tersangka. Tapi tanggal 15 juni 2017, Bareskrim Polri kirim SPDP atas nama tersangka HT," kata Rochmad di gedung Jampidum Kejagung, Jakarta, Kamis (22/6) .
Untuk diketahui, kasus itu dilaporkan Kasubdit Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Yulianto, pada 28 Januari 2016 lalu. Hary Tanoe dilaporkan atas dugaan tindak pidana pengancaman lewat pesan singkat (SMS). Yulianto, merupakan jaksa yang tengah menangani kasus dugaan korupsi perusahaan Mobile 8 di Kejaksaan Agung yang melibatkan Hary Tanoe.
Penetapan tersangka Hary Tanoe, juga telah diumumkan oleh Jaksa Agung HM Prasetyo, (16/6) lalu. Hary sendiri membantah telah mengancam jaksa. Dia melaporkan Prasetyo atas tindak pidana pencemaran nama baik. Baca juga, HT Laporkan Jaksa Agung Atas Penyebutan Status Tersangka. (republika.co)
Janggal
Sekretaris Jenderal Partai Perindo Ahmad Rofiq menyayangkan penetapan status tersangka terhadap CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo.
Rofiq melihat, terdapat kejanggalan dalam penetapan status tersangka terhadap Hary. Sebab, sempat muncul jawaban yang berbeda antara Kejaksaan Agung dan Polri terkait status hukum Hary.
Awalnya, kata Rofiq, Jaksa Agung Prasetyo sempat menyatakan Hary telah ditetapkan tersangka. Namun di hari yang sama Polri justru membantahnya.
"Kami sih tidak kaget bahwa ini merupakan upaya untuk melakukan kriminalisasi kepada Pak Hary. Tapi menurut saya ini sangat dramatis dan saya selaku Sekjen Perindo sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh aparat penegak hukum," kata Rofiq saat dihubungi, Jumat (23/6/2017) melalui rilis Kompas.com.
Ia menilai, penetapan tersangka Hary seolah merupakan langkah penyelamatan terhadap Prasetyo yang sudah terlanjur menyatakan Hary sebagai tersangka.
Ia pun menilai, penetapan Hary sebagai tersangka seakan merupakan kesengajaan untuk memunculkan isu aktual menjelang lebaran.
"Jadi ini hukum penuh sandiwara. Dan kita dalam situasi seperti ini kita ingin hukum ditegakan, dan kalau lihat modelnya seperti ini ya kita enggak ada harapan. Kita tidak ada harapan untuk bisa menatap hukum di Indonesia penuh dengan kebaikan," lanjut dia. (kompas.com)