Investasi Bodong Hambat Perkembangan Perdagangan Berjangka
Petunjuk7.com - Perkembangan industri perdagangan berjangka (futures trading) di Indonesia terhambat sejumlah kendala.
Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap pola investasi berbasis kontrak komoditi justru dimanfaatkan sejumlah oknum untuk membuat investasi bodong.
Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang mengakui, sampai saat ini industri perdagangan berjangka masih dirasa kurang berkembang.
Di tengah potensi pasar yang besar, masyarakat Indonesia masih sangat kurang informasi soal investasi derivatif.
"Apalagi banyak perusahaan perdagangan berjangka yang dimiliki asing tanpa legalitas. Ini sangat mengganggu industri kita," ujar Paulus, Jumat (13/4).
Ia menambahkan, munculnya persepsi masyarakat yang takut dengan investasi berjangka salah satunya disebabkan oleh maraknya penipuan atau biasa dikenal dengan investasi bodong. Pialang ilegal sangat mudah menggaet nasabah sebab modal yang dikeluarkan juga sedikit.
"Sementara untuk jadi pialang resmi, ada aturan informasi Sistem Informasi Transaksi Nasabah (SITNA), menggunakan sistem Kliring Berjangka Indonesia (KBI), agar nasabah bisa memantau transaksinya," kata Paulus.
Untuk itu, Paulus mengimbau agar masyarakat betul-betul memahami terlebih dahulu serta mempelajari investasi yang diinginkan dalam perdagangan berjangka. Sangat penting juga untuk mengecek keabsahan pialang yang dituju ke regulator, yakni Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bapebbti).
Namun, BBJ tetap optimistis terhadap pertumbuhan investasi berjangka di Indonesia. Tahun ini, BBJ menargetkan total volume transaksi di BBJ bisa tumbuh 10% mencapai angka 6 juta lot. Sepanjang kuartal-I 2018, volume transaksi berjangka tumbuh 49,26% menjadi 5,14 juta lot.
"Mudah-mudahan, nanti kami bisa revisi target tahunan bursa menjadi lebih tinggi dari target awal," imbuh Paulus.
Sumber:Kontan.co