MENU TUTUP
Dua Korban

Hari ke-67 Belum Tertangkap, Manusia VS Harimau Bonita di Riau

Senin, 12 Maret 2018 | 09:43:09 WIB Dibaca : 2752 Kali
Hari ke-67 Belum Tertangkap, Manusia VS Harimau Bonita di Riau Foto:BBKSDA Riau/Detik.com
Loading...

Petunjuk7.com - Harimau berkeliaran di sekitar pemukiman warga di Pelangiran, Indragiri Hilir (Inhil), Riau sejak awal tahun ini. Dua orang sudah tewas, namun sang harimau bernama Bonita belum juga tertangkap.

Korban pertama harimau ini adalah Jumiati. Jumiati beserta dua temannya, Fitriyanti dan Yusmawati melihat harimau saat bekerja di perkebunan kelapa sawit pada Rabu (3/1) siang di desa Tanjung Simpang.

Mereka berlari menyelamatkan diri. Namun, tiba-tiba harimau itu ada di depan mereka. Mereka memanjat pohon sawit yang berbeda. 

Nahas, harimau menerkam Jumiati yang sedang berusaha memanjat. Fitriyanti yang kala itu terjatuh dari pohon sawit masih berhasil selamat.

"Ada 15 menit Jumiati bergumul dengan harimau. Juamiati mengalami luka serius di bagian lehernya yang akhirnya tewas," kata Kapolsek Pelangiran, Iptu Rafi, Kamis (4/1/2018) lalu.

Tim yang dipimpin Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau langsung mencari harimau Bonita itu.

Mereka menyisir lokasi kejadian dan membuat kotak perangkap (box trap) yang di dalamnya terdapat kambing sebagai umpan.

Tim gabungan berhasil mendapat foto yang diduga adalah harimau yang menewaskan Jumiati. Kamera tersebut telah diapasang pada Desember 2017.

"Kalau dari hasil camera trap yang terpasang, harimaunya masih remaja. Tapi kita belum bisa pastikan harimau tersebut yang menyerang warga hingga tewas," kata Kepala BBKSDA Riau Mulyo Hutomo Sabtu, (6/1).

Segala upaya yang dilakukan tim tidak berjalan mulus. Tim tidak bisa menangkap harimau Bonita. Bahkan, pada hari ke-65, tim mengatakan dalam kondisi 'kritis'.

"Upaya-upaya untuk melakukan evakuasi ini sudah sampai ke tahap-tahap dalam tanda petik kritis. Kritis di sini karena sudah sekian lama memakan energi, waktu, biaya, dan seterusnya, juga sampai langkah-langkah penggunaan senjata bius," kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono, Jumat (9/3).

Namun senjata bius tersebut bukan dengan cara Bonita dikejar lantas ditembak sebagaimana lazimnya melumpuhkan satwa liar.

"Jadi jangan salah paham dulu, bukan menggunakan senjata bius lantas ditembakkan pada harimau, bukan gitu," kata Suharyono.

Senjata bius yang dimaksud adalah dengan memberikan umpan yang sudah diberikan obat bius. Dengan harapan, umpan tersebut nantinya disantap Bonita.

Dua bulan setelah tewasnya Jumiati, harimau Bonita menerkan Yusri. Yusri yang baru pulang dari tempanya bekerja harus berhadapan dengan Bonita pada Sabtu (10/3).

Yusri ditemukan tewas sekitar Pukul 19:00 WIB. Di tubuh korban ditemukan bekas gigitan taring harimau di bagian leher belakangnya.

Kondisi warga Desa Tanjung Simpang menjadi tagang. Masyarakat trauma dengan dua kejadian yang dialami Jumiati maupun Yusri. 

"Pascaterjadi serangan harimau yang menewaskan seorang warga, masyarakat di sekitaran lokasi konflik mengalami trauma. Warga memang merasa takut atas peristiwa tersebut," kata Bhabinkamtibmas Desa Tanjung Simpang, Brigadir Erwin A, Minggu (11/3/2018).

Sumber:Detik.com


Loading...
Berita Terkait +
Loading...
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Longsor di Kawasan Tahura, Arus Lalulintas Berastagi - Medan Macet Total, Kasi Humas Aiptu Budi Sastra Surbakti: Tetap Waspada dan Hati Hati

2

Danramil 05/PY Letda Inf Sahnan Tambunan Hadir Saat Proses Mediasi Siswa SMA N Tiganderket Disaksikan Kacab Wilayah IV

3

Terlibat Dalam Perkelahian, Danramil 05/PY dan Kapolsek Payung Berhasil Memediasi Siswa SMA N 1 Tiganderket

4

Dukung Ketapang, Forkopimda Kabupaten Karo Launching Gugus Tugas Polri Program Prabowo dan Gibran

5

Prajurit Batalyon 125/Si