MENU TUTUP

Rejeki Ditengah Piala Presiden 2018, dari Pedagang Kecil Hingga Penyelenggara

Senin, 19 Februari 2018 | 07:54:23 WIB Dibaca : 3640 Kali
Rejeki Ditengah Piala Presiden 2018, dari  Pedagang Kecil Hingga Penyelenggara Ditengah keterbatasan panca indera yang dimiliki, seorang pedagang kerupuk tetap bersemangat berjualan pada laga final Piala Presiden 2018. Foto:Goal.com
Loading...

Petunjuk7.com - Bukan hanya klub dan pemain yang merasakan keuntungan dari adanya Piala Presiden, tapi juga pedagang kecil ikut menikmatinya.

Piala Presiden 2018 telah tuntas digelar. Persija Jakarta pun menahbiskan diri sebagai kampiun turnamen yang sudah memasuki edisi ketiga tersebut.

Itu setelah, mereka menaklukkan Bali United dengan skor 3-0, pada laga final di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (17/2) malam.

Tak ayal, kemenangan itu disambut suka cita The Jakmania, suporter Persija.
Bukan hanya Persija, klub lain yang berpartisipasi pada ajang ini pun sebenarnya sudah mendapatkan keuntungan dari turnamen ini. Pasalnya, masing-masing klub sudah mendapatkan uang sejak dari fase grup.

Ya, pihak penyelenggara sudah menyediakan match-fee bagi tim yang bertanding. Tim yang menang pada fase grup di setiap pertandingan mendapatkan Rp125 juta, jika imbang masing-masing meraih Rp100 juta, serta klub yang menderita kekalahan mendapatkan Rp75 juta. 

Belum lagi, setiap klub yang tak menjadi tuan rumah mendapatkan tambahan subsidi perjalanan sebesar Rp100 juta. Perbedaan sedikit diberikan untuk Perseru Serui, mereka mendapatkan subsidi perjalanan Rp125 juta. Sedangkan tim yang kebagian jatah tuan rumah di fase grup, masing-masing mendapatkan subsidi Rp800 juta. 

Selama fase grup, ada dua klub yang meraih pendapatan tertinggi dari subsidi dan match-fee itu. Mereka adalah Mitra Kukar dan Bali United, yang masing-masing meraih Rp1.175.000.000.

Pendapatan klub yang melangkah ke babak delapan besar pun semakin bertambah. Tim yang menang di babak ini mendapatkan Rp150 juta, dan tim yang kalah tetap ada uang lelah sebesar Rp100 juta. Plus masing-masing klub mendapatkan subsidi akomodasi sebesar Rp100 juta.

Kantong klub pun semakin tebal jika menjadi juara. Mengingat, klub yang menjadi juara mendapatkan hadiah sebesar Rp3,3 miliar, sedangkan yang menjadi runner-up mengantongi Rp2,2 miliar. Untuk klub yang meraih peringkat ketiga mendapatkan Rp1,1 miliar, dan peringkat keempat mendapatkan Rp550 juta.

Ini belum ditambah dengan pendapatan tiket yang diraih masing-masing klub ketika menjadi tuan rumah. Selama 31 hari turnamen berlangsung, ketua steering committee, Maruarar Sirait, mengungkapkan pendapatan tiket yang dihasilkan adalah sebesar Rp20.299.447.000. Rata-rata setiap laga ditonton oleh 19.232 orang.

Jumlah penonton dan pendapatan terbesar sekaligus memecahkan rekor terjadi di partai final, yang mencapai Rp5.893.740.000..

"Luar biasa antusiasme penonton final Piala Presiden 2018. Mereka yang hadir dan membeli tiket berjumlah 68.272 orang," beber pria yang akrab disapa Ara itu.

Itu dari sisi klub yang tentunya bakal berimbas pada kesejahteraan pemain lantaran bonus yang diterima bakal makin besar jika terus memenangkan pertandingan.

Artinya, selain keuntungan mendapatkan kesempatan untuk semakin memanaskan skuat jelang kompetisi, klub juga meraih pendapatan yang wah untuk ukuran turnamen pramusim.

Menariknya, di Piala Presiden tak hanya klub yang diuntungkan. Tapi masyarakat di mana pertandingan itu digelar juga ikut menikmati dengan diselenggarakannya turnamen ini.

Penyelenggara Piala Presiden sendiri mengusung enam visi dan misi di turnamen yang diikuti 20 klub tersebut. Di antaranya, terkait transparansi keuangan, serta bergeraknya ekonomi kerakyatan.
Ekonomi kerakyatan sendiri mengandung pengertian sebuah sistem perekonomian yang di mana pelaksanaan kegiatan, pengawasannya, dan hasil dari kegiatan ekonomi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Itu terlihat dari banyaknya para pedagang kecil yang berjualan di sekitar stadion. Mereka pun mengakui, senang bisa diberikan kesempatan berjualan di setiap pertandingan Piala Presiden. Bahkan ada yang menyebutkan, harga sewa tempat untuk berjualan pada turnamen tersebut lebih murah dibandingkan pada hari lainnya.

Pihak penyelenggara pun selalu mengumumkan berapa total pedagang yang berjualan dalam sebuah pertandingan dan pendapatan mereka di hari tersebut.

Itu diumumkan berbarengan dengan jumlah penonton yang hadir di stadion setiap pertandingan memasuki menit ke-75. Inilah bentuk transparansi yang coba ditonjolkan pihak Organizing Committee.

Melihat antusiasme yang terjadi di Piala Presiden ini, diharapkan bisa menular pada kompetisi sesungguhnya yang rencananya akan bergulir mulai 10 Maret nanti. Jika bisa berjalan secara konsisten, industri sepakbola Indonesia tampaknya hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa masuk jajaran kompetisi papan atas di Asia.

Klub pun bisa hidup lebih mandiri, tanpa lagi ketergantungan terhadap subsidi. Yang ujungnya, bisa menambah kualitas kompetisi.

Sumber: Goal.com


 

Loading...
Berita Terkait +
Loading...
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Longsor di Kawasan Tahura, Arus Lalulintas Berastagi - Medan Macet Total, Kasi Humas Aiptu Budi Sastra Surbakti: Tetap Waspada dan Hati Hati

2

Danramil 05/PY Letda Inf Sahnan Tambunan Hadir Saat Proses Mediasi Siswa SMA N Tiganderket Disaksikan Kacab Wilayah IV

3

Terlibat Dalam Perkelahian, Danramil 05/PY dan Kapolsek Payung Berhasil Memediasi Siswa SMA N 1 Tiganderket

4

Dukung Ketapang, Forkopimda Kabupaten Karo Launching Gugus Tugas Polri Program Prabowo dan Gibran

5

Prajurit Batalyon 125/Si