DPRD Sumut: Festival Danau Toba 2017 Tidak Punya Gaung, Anggaran Digunakan Sia-sia
Sumatera Utara -Kalangan DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menilai, pelaksanaan Festival Danau Toba tahun 2017 di Desa Sipinsur, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbahas (Humbang hasundutan) tidak punya gaung dan anggaran yang digunakan terkesan sia-sia, karena pelaksanaannya tidak tepat waktu alias diselengggarakan bukan masa liburan.
Demikian ditegaskan Wakil Ketua dan anggota DPRD Sumut yang juga anggota dewan Dapil (daerah pemilihan) Sumut IX meliputi Taput, Samosir, Tobasa, Humbahas, Tapteng dan Sibolga Aduhot Simamora, Ir Juliski Simorangkir MM dan Sopar Siburian SH kepada wartawan secara terpisah, Minggu (10/12) di Medan, terkait pelaksanaan Festival Danau Toba tahun 2017 di Humbahas.
Aduhot dan Juliski mengaku sangat kecewa terhadap Festival Danau Toba tahun 2017, karena gaungnya sangat kurang. Bahkan tidak ada sama sekali, sebab penyelenggaraannya awal Desember 2017, sehingga pengunjung maupun turis yang datang sangat minim dan tidak seperti yang diharapkan.
"Ini semua, kesalahan dari pihak panitia pelaksana festival, karena waktu pelaksanaan tidak tepat momentnya. Awal bulan Desember di Indonesia belum masuk masa libur, tapi masih masa ujian bagi anak sekolah. Demikian halnya bagi para perantau, awal Desember tanggung untuk datang, karena tidak mungkin mereka harus liburan satu bulan hingga menjelang tahun baru," ujar Juliski.
Dari situasi tersebut, tambah Aduhot Simamora, anggaran yang dialokasikan mencapai miliaran rupiah untuk mendukung pelaksanaan Festival Danau Toba tahun 2017 terbuang sia-sia, karena festival tersebut dilaksanakan terkesan hanya sebatas memenuhi kegiatan kalender tiap tahun.
Padahal, ujar Juliski yang juga anggota Komisi E ini, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mempromosikan destinasi pariwisata Danau Toba melalui Festival Danau Toba, di antaranya memperkenalkan produk daerah khususnya kawasan Danau Toba yang menarik dan berciri khas bagi wisatawan.
"Kita lihat Bali, barang dari yang kecil-kecil bernuasa Bali mampu menggelitik para turis dan berbaur dengan warga setempat dengan nyaman, seolah-olah Bali itu tempat tinggal mereka. Situasi seperti itu yang harus kita ciptakan di kawasan Danau Toba," katanya.
Demikian halnya Sopar Siburian menilai, Festival Danau Toba di Desa Sipinsur masih ada kelemahan disana sini, karena selain tidak tepat waktu juga tidak ditangani secara cemat dan salah sasaran, sehingga festival tersebut membuang anggaran milyaran rupiah sia-sia, meski anggarannya sifatnya gotong royong dari APBN, APBD provinsi dan kabupaten.
"Mestinya pelaksana festival menggali potensi pariwisata yang bisa dijual, seperti produk budaya, adat istiadat Humbahas, bukan hanya pemandangan alam yang dimiliki, karena tujuan festival itu bukan sekedar dari kita untuk kita, tapi dari kita untuk orang luar, sehingga dari kunjungan wisatawan meningkat akan menambah devisa," katanya.
Menurutnya, selain produk budaya, juga kuliner dipromosikan diacara festival dan tidak kalah pentingnya potensi alam agar investor bisa masuk, karena festival itu tujuannya juga untuk mengajak orang agar bisa berinvestasi.
Sumber:Hariansib.com