Muhammad de Putra: Sastrawan Muda Riau Peraih Prestasi Tingkat Nasional
Laporan: PR.Koto
Pekanbaru - Propinsi Riau harus bangga memiliki Sastrawan muda yang memiliki bakat, apalagi berprestasi. Karena beberapa hari yang lalu nama Riau kembali harum di kancah nasional oleh Muhammad de Putra. Dialah Sastrawan Muda Riau.
Berkat prestasinya, ia menerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2017 dari Presiden Republik Indonesia (RI) melalui Kementrian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud), 27-29 September 2017 di Jakarta.
Sastrawan Muda Riau yang memiliki nama Pena Muhammad de Putra mengaku, merasa bahagia dan bangga atas penghargaan yang ia dapat tersebut.
"Hampir semua penerima Anugerah Kebudayaan dari Kemendikbud ini, bahagia. Saya benar-benar berbahagia," ucapnya kepada www.petunjuk7.com, Senin (2/10).
Muhammad de Putra salah seorang dari lima (5) orang anak muda yang terpilih dan mendapatkan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2017 dari Presiden RI.
"Ini semua atas dedikasi kecil Ade untuk tetap meneruskan dan mengingatkan kebudayaan menulis, terutama di tanah Melayu ini," kata Muhammad de Putra.
Muhammad de Putra yang masih duduk di bangku sekolah SMA Negeri 1 kelas satu (1), jika nanti ia diberi kesempatan untuk menyambung kuliah. Ia ingin berkuliah di luar negeri.
"De (Ade-red) inginnya kuliah di luar negeri dan De ingin mengambil jurusan Sastra Inggris atau Filsafat," jelasnya.
Muhammad de Putra mengungkapkan, Muhammad Asqalani eNeSte penyebab yang ia tertarik akan dunia sastra.
"Semua ini adalah sebab Muhammad Asqalani eNeSTe. Dia adalah guru Sastra terbesar bagi saya, sehingga saya bisa berdiri seperti ini. Dia menyadarkan saya atas cita-cita dan segala hal yang harus dinikmati selama hidup ini," ungkapnya.
Muhammad de Putra notabene keluarganya bukan sastrawan dan berdarah Minang ini memiliki minat selain sastra, yakni dunia lingkungan, alam dan hutan yang mengidolakan Bj. Habibie dan Pramoedya Ananta Toer.
"Tidak ada kata lain, selain bangga terhadap perjuangan mereka untuk membawa nama Indonesia ditingkat Internasional," terangnya.
Muhammad de Putra mengaku, bangga mengharumkan nama Riau melalui sastra.
"Bangga, tetapi ini semua belum cukup. Harus semangat dan tetap semangat untuk menderaskan dan menggiatkan Sastra di tanah Melayu ini," jelasnya.
Muhammad de Putra bercita-cita menjadi Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI mengatakan, daya tarik generasi muda terhadap sastra sudah membaik.
"Mulai membaik dan semoga semakin meningkat," katanya.
Sastrawan muda ini juga berharap, semoga dunia Sastra Indonesia kedepannya semakin baik.
"Ayo menulis! Dan terbang bersama penamu," harapnya.
Muhammad de Putra mengimbau kepada kawan-kawan yang ingin mengembangkan minat dan bakatnya di dunia sastra mari bergabung ke Community Pena Terbang (Competer). "Oh iya, Ade bergiat di COMPETER. Bagi yang ingin bergabung silahkan ikuti ig Competer @competer_21," tutupnya.
Profil
Nama: Muhammad de Putra. Kelahiran 25 Mei 2001.
Sekolah: SMAN 1 Pekanbaru.
Prestasi: Penerima Anugerah Kebudayaan kategori Anak dan Remaja 2017 dari Kemdikbud.
Memenangkan beberapa lomba, di antaranya: Juara 1 Menulis Puisi di Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional (LCSPN 2016, di Jakarta).
Finalis sekaligus Pemenang 3 Lomba Menulis Cerpen se-Indonesia di Akademi Remaja Kreatif Indonesia (ARKI 2016,
Jakarta).
Juara 1 Lomba Cipta Puisi di Bulan Bahasa UIR tingkat SMP se-Indonesia, Juara 1 Lomba Menulis Puisi se-Indonesia tema “Cinta Tanah Air” 2016.
Juara 1 Lomba Cipta Puisi di Praktikum Sastra UR tingkat SMP se-Riau
Juara 1 Lomba Menulis Cerpen di Public Fest UR se-Riau.
Juara 1 Lomba Menulis Puisi di FLS2N Propinsi Riau.
Juara 1 Lomba Cipta Puisi di Bulan Bahasa UIR tingkat SMP se-Indonesia 2016.
Juara 2 Lomba Menulis Uneg-uneg Pendidikan se-Indonesia yang ditaja oleh GMBI 2017.
Juara 1 Lomba Cipta Cerpen di Bulan
Bahasa UIR tingkat SMP se-Indonesia 2016.
Juara 1 Lomba Membaca Puisi di Bulan Bahasa UIR tingkat SMP se-Riau.
Juara 2 Lomba Baca Puisi pada Pekan Sastra yang ditaja oleh Balai Bahasa Riau se-Riau 2017.
Juara Harapan 2 Lomba Cipta Cerpen di Bulan Bahasa UIR tingkat SMP se-Indonesia 2015.
Juara Harapan 2 Lomba Menulis Puisi RUAS se-indonesia dan Malaysia.
Juara 2 Berpidato tingkat SMP se-Kampar.
Juara 1 Lomba Cipta Puisi tingkat Penyair Muda se-Indonesia yang ditaja oleh Sabana Pustaka dan menghasilkan puisinya tersebut di jadikan judul Antologi buku, Peserta Festival Literasi 2016 (Gerakan Literasi Nasional di Palu, Sulawesi Tengah).
Karya Tulis: Media Indonesia, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Horison, Riau Pos, Lampung Post, Rakyat Sultra, Lombok Pos, Radar Surabaya, Tribun Jabar, Linikini.co, Batam Pos, Solo Pos, Koran Merapi,Minggu Pagi, Singgalang, Banjarmasin Post, Medan Bisnis, BASABASI.CO, Haluan Padang, Sumut Pos, Majalah Kanal, Rakyat Sumbar, Majalah Kuntum, Apajake.com,
Tanjung Pinang Pos, Metro Riau, Xpresi Riau Pos, Literasi.co.id, NusantaraNews.co, Tribun Bali, Koran Riau, Tribun Sumsel, Radar Banyuwangi, Koran Madura, Jejak Literasi, Flores(dot)com, Posmetro Prabu, Majalah Kanal, Buletin Jejak, ReadZone.co, Xpresi Magazine, Riau Realita, Tetas Kata, Sayap Kata, Detak Pekanbaru dan Sudut Aksara.
Puisi antologi seperti: Merantau Malam,
Pasie Karam, Pada Mula Hidup yang Lama, 1550 MDPL, Negeri Awan (Negeri Poci 7), TeraKota, Melankolia Surat Kematian, Matahari Sastra Riau, dll. Turut diundang pada acara sastra,
Silaturahmi Penyair Sumbar-Riau pada Malam Puisi Tahun Baru. Peserta Belajar Bersama Maestro (BBM) 2017, dengan maestronya Iman Soleh (Teater, Bandung) dan mementaskan sebuah pertunjukan teater berjudul; “Ode Kota Kami” karya bersama 20 anak seluruh
Indonesia. Diundang sebagai peserta Program Penulisan Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara) 2017 untuk naskah puisi.
Buku Kumpulan Puisinya yang telah terbit: Kepompong dalam Botol (2016),
Kumpulan Cerpennya yang telah terbit: Timang Gadis Perindu Ayah Penanya Bulan (2016). Buku Kumpulan Puisi Tunggalnya yang ke-3: Hikayat Anak-anak Pendosa (2017), Akan terbit buku Kumpulan Puisinya yang bakalan dwi-bahasa Inggris dan Indonesia: Malay
Children is Disallowed to Cry for the Nation. Tunak di Community Pena Terbang (Competer).