Petunjuk7.com [ Sekitar 2.500 pelanggan Perusahaan Daerah (Perumda) Tirtanadi Cabang Berastagi selama lima hari terakhir tidak teraliri air bersih. Matinya distribusi air sejauh ini diakibatkan konflik atas sumber air yang berada di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.
Terputusnya pasokan air bersih mulai berlangsung Jumat (21/04/2023) sore, atau sehari sebelum perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H yang ditetapkan pemerintah. Sejak itu hingga hari ini, Rabu (26/04/2023), konsumen Tirtanadi Berastagi tetap belum mendapatkan hak atas air.
Hal ini tentu menyulitkan rakyat. Masyarakat yang sedang merayakan Hari Raya Idul Fitri terpaksa mondar – mandir mencari air secukupnya. Antrian panjang guna mendapatkan air bersih menjadi pemandangan harian. Pasokan sementara baik yang berasal dari Perumda Tirtanadi maupun yang dibeli langsung oleh rakyat tidak mencukupi.
Fakta ini kemudian jelas mengganggu kebutuhan dasar atas air seperti untuk memasak,mandi,mencuci dan lainnya.
“Jelas ini sangat kita sesalkan. Bagaimana sejak menjelang dan pada perayaan lebaran kita tidak mendapatkan air. Kami sebagai warga sekaligus pelanggan meminta agar Perumda Tirtanadi dapat sesegera mungkin mengatasi masalah ini,”ujar Ryandi warga Desa Lau Gumba mewakili warga.
Informasi yang berkembang menyebut matinya distribusi air kepada pelanggan berawal dari penutupan kran air dari sumber utama Tirtanadi Cabang Berastagi di Pancur Sepuluh Desa Merdeka. Aksi sepihak ini dilakukan oleh Pemerintahan Desa Merdeka Kecamatan Merdeka.
Kepala Desa Merdeka Karius Surbakti mengakui tindakan memutus distribusi air dari sumber di Pancur Sepuluh Desa Merdeka merupakan efek dari ketidakperdulian Perumda Tirtanadi terhadap permintaan mereka.
“Sudah satu bulan yang lalu kita layangkan. Tapi sampai terakhir tidak digubris sama sekali. Langkah pemutusan ini adalah ujung dari penantian kita terhadap sikap mereka (Tirtanadi).,” tegas Karius.
Dari keterangannya (Karius) menerangkan jika pihaknya menuntut kenaikan alokasi dana coorporate social responsibility (CSR) Tirtanadi kepada Desa Merdeka.Adapun nilainya sambung Karius adalah sebesar 36 juta rupiah setahun.
Selain itu, Karius juga menjelaskan jika mereka juga meminta hal lain kepada Tirtanadi.
Kepala Perumda Tirtanadi Cabang Berastagi Hamdan kepada sejumlah pihak,termasuk Anggota DPRD Karo Dodi Sinuhaji menjelaskan jika masalah terputusnya distribusi air di wilayah Berastagi dan Kecamatan Merdeka akibat belum adanya titik temu pihaknya dengan Pemerintahan Desa Merdeka.
Hal ini sambung Hamdan utamanya menyangkut permohonan Pemdes Merdeka guna menaikkan alokasi dana CSR dengan nilai sekitar 30-an juta rupiah setahun. Menurutnya ini tentu masih belum dapat direalisasikan .Apalagi baru pada tahun 2021 yang lalu pihaknya menaikkan alokasi dana CSR untuk Desa Merdeka 12 Juta rupiah setahun dari sebelumnya 10 Juta rupiah.
Ketidakmampuan itu sebutnya, dikarenakan Perumda Tirtanadi tidak termasuk dalam kategori perusahaan yang mematok tarif tinggi kepada pelanggan atas penggunaan air yang berlangsung.
Terlepas belum adanya kesepakatan antara Pemdes Merdeka dan Perumda Tirtanadi, 2.500 pelanggan Perumda Tirtanadi jelas jadi korban. Setiap harinya mereka terpaksa mencari air bersih. Pasokan darurat yang dilakukan Tirtanadi Cabang Berastagi melalui kenderaan pengangkut air dirasakan belum maksimal.
Laporan : Surbakti