Petunjuk7.com - Petani cabe merah di Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara mengeluh lantaran harga jual di pasaran mengalami penurunan drastis. Yah,..anjlok!
Padahal, dari sisi kualitas, salah satu komoditas unggulan itu tergolong bagus. Nah, para petani menilai, meyakini ada 'permainan' soal harga cabe merah dilakukan oleh oknum pedagang.
Demikian diungkapkan Seorang petani cabe merah, Junaidi Kemit (47) kepada www.petunjuk7.com, Minggu (1/12/2019) di sela - sela memanen tanaman cabe milik yang berada di Desa Lau Gendek, Kecamatan Dolatrayat, Kabupaten Karo.
Junaidi menjelaskan, sebelumnya harga cabe berkisar Rp45 ribu pwr kilogram. Namun, lanjutnya, sejak sebulan lalu, harga merosot menjadi Rp 16 ribu per kilogram.
”Turun drastis,” terang Junaidi.
Junaidi mengaku heran atas turunnya harga tersebut. Sebab, ungkapnya, dari sisi kualitas, tidak ada penurunan.
Bahkan cabe tersebut bagus. Apalagi soal cuaca yang relatif normal,sehingga kualitas cabe terjamin.
"Permintaan pasar juga cukup baik. Terbukti, pembelian di tingkat petani sama seperti sebelum harga anjlok. Lalu apa yang membuat harga cabe ini anjlok. Saya heran,” tuturnya.
Pria yang audah menanam cabe merah sejak beberapa tahun lalu ini menilai, ada 'permainan' soal harga.
Namun Junaidi tidak dapat memastikan 'permainan' itu di mana.
"Apakah di tingkat tengkulak atau pengecer," tanyanya.
Junaidi Kemit berharap pemerintah segera turun tangan mengataai masalah ini.
"Stabilitas harga harus terjamin agar usaha pertanian cabe merah terus berlanjut. Kalau harga anjlok, kami sebagai petani bisa rugi,” sebut Junaidi.
Junaidi menyampaikan, para petani tidak muluk-muluk meminta harga cabe merah mesti harus tinggi.
"Kasihan masyarakat yang membeli jika harga cabe mahal. Tetapi, minimal tidak turun drastis dari harga sebelumnya," tandas Junaidi seraya memberi gambaran bahwa petani cukup bernapas lega jika harga cabe berada di kisaran Rp 20 ribu – Rp 25 ribu per kilogram.
Laporan:KS