Petunjuk7.com - Dengan terus berjalannya program ZBNF di Pradesh Andhra India bersama Kabupaten Karo tidak membuat jenuh Bupati Karo Terkelin Brahmana SH., didampingi Kepala Pertanian Sarjana Purba serius yang intens mengikuti tahapan hari demi hari untuk mendapatkan mengadopsi kelebihan keunggulan ZBNF dalam bidang pertanian, menjadi bekal sosialisasi penerapan selanjutnya di Kabupaten Karo.
Demikian disampaikan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH via group WhatsApp kepada wartawan , saat melakukan peninjauan contoh lahan lokasi tanaman padi bersama rombongan dan pimpinan ZBNF, Sabtu (23/3/2019).
” Saya kagum melihat tadi dilapangan,melihat Padi hasil program ZBNF, dimana buah Padi terlihat sangat berisi dan buahnya agak besar menandakan berat padi cukup standar terbilang sukses bagi petani India dan jika ditimbang beratnya tidak mengecewakan, ” ujar Terkelin.
"Sepintas kita lihat, sejak penanaman semai Padi di sawah tidak ada menggunakan pupuk kimia, semuanya murni menggunakan ZBNF yang mangadopsi teknologi yang menjauhkan para petani dari penggunaan bahan-bahan kimia dalam kegiatan Agrikultur, “jelasnya.
Selain itu, ZBNF juga meng-edukasi petani terhindar dari beban biaya tinggi akibat penggunaan bahan kimia, sekaligus meningkatkan kesehatan petani dan lingkungan.
'Fakta fakta ini telah dibuktikan oleh para petani Andhra Pradesh India sejak tahun 2016 dengan mengimplementasikan program ZBNF dengan melibatkan 40 ribu petani. Kemudian tahun 2018 berkembang jumlahnya menjadi 523 ribu orang petani. Hasilnya sangat menakjubkan dengan program ZBNF, produksi padi di Andhra Pradesh dapat ditingkatkan sampai 15 persen, sehingga petani India tidak khawatir lagi akan kebutuhan Beras-nya dan rugi saat panen tiba, “imbuh Terkelin.
Disamping itu, Terkelin menuturkan keuntungan program ZBNF saat kita dapatkan informasi di sawah lahan milik petani ada beberapa point, hal ini jika diterapkan di Kabupaten Karo.
"Petani kita akan menjadi hebat sebab keuntungan ZBNF yakni mampu memulihkan kesehatan dan kesuburan tanah, serta mewujudkan keseimbangan ekologi tanah. Membentuk petani mandiri yang mampu meneliti dan menjadi ahli di lahannya sendiri, tidak tergantung pada pupuk dan pertisida kimia buatan pabrik yang semakin mahal dan terkadang langka, menghasilkan produksi beras yang sehat rendemen tinggi, serta tidak mengandung residu kimia, dan mewariskan tanah yang sehat untuk generasi mendatang, serta yang lebih menarik dapat membuka lapangan kerja dipedesaan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan keluarga petani,” tutupnya. (Sangap.S/rls).