Petunjuk7.com - Petani tomat di Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara akan mengalami gagal panen. Pasalnya, tanaman mereka diserang hama penyakit phytophtora di beberapa desa.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi cendawan phytophthora itu mengakibatkan batang, daun, bunga, serta buah membusuk dan mengering.
Kondisi tersebut kemungkinan karena tingginya kelembapan udara serta bersamaan tingginya intensitas curah hujan.
"Sudah sejak dua bulan terakhir penyakit ini menyerang tanaman tomat saya," kata Rehmalem Surbakti, petani tomat di Desa Bunuraya Baru, Kecamatan Tiga Panah, Selasa (4/12/2018) ditemui diladang miliknya.
Diungkapkan Rehmalem, ia memiliki lahan tanaman tomat yang luasnya hampir setengah hektare yang terancam gagal panen.
Sebelum hama phytophthora menyerang tanaman tomatnya, dalam kondisi normal, terang Rehmalem, ia dapat memanen tomat sebanyak 16 ton per setengah hektare. Namun kini hasil panennya turun drastis.
Dalam kondisi normal, Surbakti biasanya rata-rata memanen sebanyak 16 ton per setengah haktare, tapi sekarang turun drastis.
"Dari setengah hektare lahan tomat, saya biasanya memanen sekitar 25 ton. Tapi sekarang tidak sebanyak itu karena sebagian besar buah tomat tak bisa dipanen karena membusuk dan mengering," bebernya.
Diterangkannya, serangan penyakit phytoptora cukup sporadis. Dalam satu hari bisa menyerang tanaman tomat dalam volume cukup besar.
"Kewalahan juga menghadapi serangan penyakit ini," ungkapnya.
Rehmalem menduga terjadinya serangan penyakit tersebut akibat tingginya curah hujan belakangan ini yang turun.
Lanjutnya, awal tahun lalu juga bersamaan tingginya curah hujan, serangan hama terhadap tanaman tomat dan tanaman lainnya sempat membuat petani kewalahan.
"Kalau hujan terus-menerus tanaman jadi jelek," sebutnya.
"Saya sudah berupaya mengurangi serangan hama penyakit tersebut dengan cara memberikan pestisida dua kali lipat. Tapi upaya itu belum membuahkan hasil maksimal. Tak hanya tomat, ada juga tanaman lain seperti cabai atau kentang yang terserang penyakit ini," tuturnya.
Dampak gagal panen saat ini membuat harga tomat di pasaran melonjak. Semula harga tomat rata-rata di kisaran Rp5 ribu per kilogram, sekarang jadi Rp7200 per kilogram.
"Sekarang harga jual komoditas sayuran rata-rata bagus karena hasil panen anjlok," terangnya .
Sedangkan untuk biaya produksi dari mulai masa tanam hingga panen rata-rata mencapai Rp 12 juta. Dengan luasan lahan tanam 1/2 hektare.
Disini Rehmalem harus mengeluarkan biaya produksi sekitar Rp18 juta.
"Kalau sekarang hasil panen turun, ya tentu kami rugi," ungkapnya.
Saat ini para petani di Desa Tiga Panah sedang dilanda kecemasan. Jika hujan terus turun, Rehmalem memprediksikan tanaman palawija para petani kemungkinan akan gagal panen.
"Kondisi cuaca saat ini betul-betul tidak berpihak kepada petani," tandasnya. (KS)