Petunjuk7.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Riau menggelar Sosialisasi Pengawasan Pemilu 2019 Kamis (15/11/18). Puluhan awak media mengikuti kegiatan yang digelar di salah satu hotel berbintang di Pekanbaru.
Acara dibuka langsung Ketua Bawaslu Riau, Rusidi Rusdan. Dalam pidato pembukaan, Rusidi mengungkapkan bahwa saat ini, Bawaslu Riau memfokuskan diri pada 3 penyakit demokrasi. Pertama adalah Money politik, nerralitas aparat pemerintahdan ketiga adalah ujaran kebencian (hoaks).
"Mari jadikan praktik money politik sebagai musuh bersama. Karena money politik sangat merusak demokrasi. Bawaslu mencoba untuk mengulang kesuksesan pada pemilihan gubernur Riau yang hanya ada 3 kasus money politik. 1 tidak dilanjutkan karena kurangnya bukyi, 2 masuk pengadilan. Dari 2 kasus money politik, 1 vonis bebas dan 1 ditahan," katanya.
Untuk netralitas ASN, tambahnya, saat 11 kepala daerah kemarin sengaja kita blow up agar mebjadi contoh. Karena sebagai kepala pemerintahan menjadi contoh seluruh ASN agar terjaga netralitasnya.
Sedangkan untuk ujaran kebencian, penyebaran hoaks dan sara, tambah Rusidi, Bawaslu sangat concern untuk di Riau. Karena Riau menjadi salah satu tittik rawan terjadinya yakni; ujaran kebencian, penyebaran berita hoaks dan sara.
Menurut Rusidi, mengapa sosialisasi pengawasan pemilu 2019 di gelar untuk awak media, karena menurutnya, Bawaslu sangat erat hubungannya dengan media. Karena salah satu tugas media dan Bawaslu sama, yaitu pengawasan.
"Bawaslu dan media saling mendukung dalam kinerjanya. Hal itu dibuktikan saat kasus 11 kepala daerah mendukung salah satu capres. Informasi awal Bawaslu adalah dari pemberitaan media massa," terangnya.
Ia berharap, kedepannya, antara Bawaslu Riau dengan media semakin erat dalam menjalankan fungsinya masing masing. (Rij/MCR).