Petunjuk7.com - Kisruh pasca Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tapanuli Utara (Taput) 2018 kembali terjadi. Ratusan massa berunjuk rasa dan mendatangi kantor Panitia Pengawas Pemilih (Panwaslih) Taput di Tarutung, Senin (16/7) kemarin.
Ratusan massa tersebut melakukan protes atas penanganan Panwaslih terhadap dugaan kecurangan pada pelaksanaan Pilkada Taput tanggal 27 Juni 2018 lalu.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan massa tersebut juga diwarnai dengan aksi membawa peti mayat dan membakar ban di tengah jalan hingga berujung aksi anarkis.
Mereka juga melempari Kantor Panwaslih Taput dengan batu dan bom molotov. Akibatnya kantor tersebut rusak dan jendelanya berpecahan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Bawaslu Sumut, Syafrida Rahmawaty Rasahan mengatakan, dalam peristiwa itu anggota kepolisian yang sedang berjaga juga terkena lemparan dari para pendemo.
"Yang terluka itu polisi yang melakukan penjagaan melekat ke Ketua Panwaslih Taput," kata Syafrida, Selasa (17/7).
Tidak sampai disitu, massa juga melakukan pemblokiran Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Sipoholon–Tarutung sehingga membuat arus lalu lintas lumpuh.
Sementara Kapolres Taput, AKBP Horas Narasi Silaen mengatakan, hari ini polisi menyatakan situasi di Taput sudah kondusif. Namun akibat aksi tersebut, sejumlah massa telah diamankan.
"Hari ini situasi sudah aman dan kondusif. Dalam kejadian itu 17 orang kita amankan," ungkap Kapolres.
Untuk diketahui, kerusuhan di Taput sudah terjadi beberapa hari pasca Pilkada. Saat itu massa berunjuk rasa dengan mendatangi Kantor KPU setempat. Kedatangan massa karena diduga adanya kecurangan dalam Pilkada.
Pilkada Taput 2018 diikuti tiga pasangan calon yaitu Nikson Nababan-Sarlandy Hutabarat (petahana), Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat-Frengky P Simanjuntak dan Chrismanto Lumbantobing-Hotman P Hutasoit.
Sumber:Analisadaily.com