Pekanbaru, Petunjuk7.com - Warga Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, heboh atas munculnya tumpukan batu bersusun rapi di aliran Sungai Cibojong, Kampung Cibojong, Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu.
Keberadaan batu itu muncul keesokan harinya setelah gerhana bulan total. Beda pendapat pun pecah di kalangan masyarakat setempat. Ada yang menyebutnya sebagai keajaiban gerhana bulan.
Sebagian lagi mengaitkan dengan mistis sehingga muncul ketakutan di tengah-tengah warga setempat. Namun, yang berpikir rasional meyakini susunan batu itu bagian dari keterampilan seni dan dibuat oleh tangan manusia.
Muspika setempat khawatir polemik antarwarga berkembang menjadi konflik sehingga tanpa pikir panjang merobohkan batu bersusun tersebut, kemarin. "Kami robohkan agar polemik tidak berkepanjangan," papar Camat Cidahu, Ading Ismail.
Sejak visual batu bersusun ramai diperbincangkan di media sosial, Kamis (1/2), warga dari berbagai penjuru terus berdatangan ke lokasi. Ading khawatir jika bebatuan tak segera dirobohkan akan mengundang kehadiran masyarakat dalam jumlah lebih banyak lagi.
"Bisa saja kan ketika banyak yang datang lalu terjadi air pasang, bakal ada korban. Sekarang kan sedang musim hujan," imbuhnya.
Kekhawatiran Ading cukup beralasan. Pasalnya, bebatuan yang ditumpuk dengan indah itu tertata di batu sungai. Warga akan turun ke air untuk menyaksikan dari jarak lebih dekat.
Rasa penasaran muncul disebabkan batu sama rata saja akan roboh pada ketinggian tertentu. Sebaliknya, batu bersusun di sungai berbeda ukuran bahkan antara batu besar terhubung oleh batu kecil.
Itulah sebabnya warga Kampung Cibojong yang hendak berangkat ke sawah menjadi heboh dan segera menghubungkan dengan gerhana dan mistis. Mereka menganggap tidak mungkin dilakukan manusia sebab ada sekitar 90 susunan batu seperti arca tertata rapi di tengah sungai.
Camat Cidahu mulai was-was setelah mendengar dari mulut warganya bahwa arca-arca itu buatan makhluk gaib. "Warga percaya hal gaib dan akan berujung pada kemusyrikan," cetusnya.
Hingga saat ini belum diketahui siapa pelaku. Bagi Ading yang penting ketenteraman warganya. Oleh karena itu, ia memerintahkan warganya menegur siapa saja yang berupaya membuat kembali batu bersusun di sana.
Sumber:Mediaindonesia.com